Berguru pada Kesalahan

Baiklah. Ini sebenarnya waktu yang kasib. Tapi, nge-render Video animasi itu masya Allah... lamaaa sekaliii... Dulu, aku ngerender video buat presentasi itu sampai memakan waktu 5-7 jam. Tapi pake laptop odong-dodng sih yang sebenernya spesialiasinya bukan buat program desain. Nah, kalo nge-render kali ini dengan kualitas audio-visual paling prima, yaa seenggak-enggaknya memakan waktu sekitar 1-2-jam an lah. Tadinya mau nyiapin presentasi buat besok, alhamdulillaah ppt komisi kemarin masih bisa dipake. Jadi, Sembari laptopnya nge-render, yo wis, aye nge-blog dulu aaahh... :)

Eh, sebelumnya, ada yang tahu gak ya tentang dunia periklanan?
*nanyanya di blog (yang sepi pengunjung! <-- tapi ini bagus sekalii... hihi..., jadi curhatannya jadi easy. Halaaaaah!), mana ada sih yang nge-jawab, Fatheeel?? Hihi... :D
Rata-rata iklan itu berapa lama sih kalo di televisi? 10 detik? 20 Detik? Rata-rata 15 detik kali yah?!
*Tipi di kosan lagi rusak, sudah lama gak nonton soalnya. Heheuu....

Ah sudahlah...
Tampak-tampaknya, "iklanku" yang berdurasi 11 menit lebih dikit ini akan sangat bikin berlumut jika di-compare dengan iklan di televisi. Aku baru ajah iseng (belajar) bikin kartun-kartun-an buat animasiku. Seruuu juga ternyata, menemukan hal-hal "baru" dan bermain dunia imajinasi dua dimensi.  Jadi ketagihan! *Wah gawaaat niih, animated-addict! Hihi. Tampak-tampaknya aku memang orang spasial banget yah (ciri-ciri orang spasial : suka ngafalin jalan, demen ama gedung-gedung, seneng desain, dan suka menggambar. Tapi aku kurang bisa menggambar, ini salah satu kendalanya lagi dalam pengerjaan animasiku. Ya, seadanya saja lah. Untungnya, aku seneng fotografi walaupun belum bisa dikatakan mahir, masih amat sangat pemula. Tapi, alhamdulillaah cukup membantu. Berasa sekali, selalu saja ada kemudahan di setiap kesulitan). Tapi, ada kendala sih. Aku kemampuan musikalnya rendah. Aku memang sama sekali tak cerdas musik. Jadi, aku bingung memilih backsound nya niih.
Aku jadi inget Depapepe. Menurutku (dengan kecerdasan musik yang amat sangat rendah begini) itu cukup menarik. Akhirnya Depapepe jadi pilihan. Dan lagi, aku habis kehilangan 320 GB data karena hardisk external-ku mengalami kerusakan total dan tak satu pun service komputer bersedia memperbaikinya, jadinya semua file musik ikut lenyap bersama hardisk itu. Jadilah aku memanfaatkan apa yg ada sahaja. Alhamdulillaah, masih ada satu si Depapepe yg nyelip. Hehehe...

Aku mau cerita apa sih? Tuuuhh kaaan, paling demen deh si Fathel curcol di mukaddimah! Manjang-manjangin tulisan ajaaah! -_-"
Aku pengen cerita tentang animasiku. Eits... tapi bukan animasinya, melainkan pelajaran dari kisah pembuatan animasi kali ini.
Ni niih, kerjaan aye selama 5 hari ini :
flash capture

Dalam pembuatan animasi edukasi (yang capture di gambar di atas itu, adalah semacam sliding berputar bentuk-bentuk obat yang lazim ditemui di pasaran, bukan capture yang kartun-kartunannya. Hehehe...), aku memang masih meraba-raba dan juga masih dalam tahap pembelajaran. Pada awalnya, agak sedikit scared mengambil sebuah tantangan memilih tema animasi edukasi obat, secara kemampuan flash aku yang memang sangat pas-pas-an dan lagi tema sebuah penelitian yang beginian memang jarang-jarang ada. Untuk flash sendiri, jangankan untuk dikategorikan mahir, dikatakan pemula saja aku masih belum kayanya. Pokonya masih jauuuhh dah! Tapi, terkadang, adalah suatu hal yang menarik merubah tantangan menjadi sebuah peluang. Ia nya menjadikan kelemahan dan keterbatasan sebagai sebuah power. Aku sendiri memang masihlah sangat jauh dari itu. Tapi, berasa sekali bagiku, ia nya justru menjadi power untuk bisa! Dan dari sanalah kemudian kita menjadi belajar. Oya, satu hal yang sebenarnya di balik power itu selain tertantang untuk menaklukan tantangan, yaitu ketertarikan, lalu suka dan cinta. Tanpa ketertarikan dulu, tanpa cinta dulu, tanpa suka dan menyenangi hal-hal tersebut terlebih dahulu, aku yakin bikin video animasi berbasis flash kaya gitu bisa bikin nangis daraah atau sedikit agak litle-mad. Hehehe, lebay! Soalnya riweuuh dan amat sangat detil.

Untuk video edukasi, tentulah amat dituntut out-put nya dalam bentuk yang eye-catching, sehingga menarik mata untuk melihat dan menontonnya. Nah, di sinilah letak tantangan itu. Aku bisa tidak ya!? Begitu pikirku. Apalagi, hasilnya (menurut kedua pembimbingku yang luar biasa baik dan perhatian), insha Allah akan di-HAKI-kan. Waah, masya Allah, gak kebayang aku ada juga hasil karyaku yang mau dibikin HAKI nya. Ehehehe... Alhamdulillaah. Dibandingkan anak desain grafis, tentulah aku ini belum apa-apa. Tapi dengan segala keterbatasan kemampuan itu, ada semacam dorongan untuk meyakinkan diri. Ya, aku bisa! (meyakinkan diri nih. Heuu...). Akhirnya, setelah beberapa kali mengalami revisi, video animasinya jadi juga, alhamdulillaah. Semoga besok sore (di sidang pre-sem tesisku, 8-3-13 jam 15 insha Allah), semuanya berjalan lancar dan dimudahkan Allah... Sebenarnya, aku membutuhkan evaluator. Tapi, yasudahlah, sepertinya tidak keburu. Lagian, videonya juga harus divalidasi dulu. Mungkin bakalan ada revisi lagi.

Eh, tadi mau cerita apa yah? *kebiasaan niih ngelantuurr! Hehe...
Hemm... seperti yang aku bilang tadi, karena aku barulah pre-pemula (mungkin belum dikatakan pemula), tentang tools dan penggunaan button F yang ada di keyboard, F1 sampai F 12 (F itu apa sih? "Function" yah maksudnya? Atau mungkin maksudnya "Fathel" kali yah? Ahahahaha... ngaco!) aku masih meraba-raba juga. Learning by doing. Aku sama sekali gak belajar dasar-dasar flash, dan sebagai akibatnya lebih sering itu try and error. Try lagi, error lagi. Lalu try lagi ehh error lagi. Ehehe.. :D

Nah, dari sekian buanyaaaaak kesalahan-kesalahan itu, setidaknya ada dua kesalahan yang bagiku sangat berkesan. Pertama, kesalahan dalam menekan tombol F7. Niat awalnya mau pencet tombol F6 untuk "insert keyframe" eh nda tau nya salah pencet, sehingga kepencet F7. Dan hasilnya, F7 akan menghapus sepanjang timeline tempat keyframe nya berada. Aku awalnya terperangah. Lalu, jadi merasa bersyukur atas kesalahan itu, karena kemudian membuatku mengerti bagaimana meng-klir kan frame tanpa harus men-select sak layer-layer timeline nya. Alhamdulillaah, kesalahan ini membuatku jadi belajaar dan dapet ilmu baruu.
Kesalahan kedua adalah ketika aku salah men-select satu layer di timeline, niat awalnya cuma nge-insert 1 keyframe di tiap-tiap layer (kalo gak salah ada sekitar 7 layer), gak taunya malah ke-select 1 layer sepanjang timeline nya, lalu kepencet F6. Dan hasilnya malah jadi terpartisi banyak keyframe sepanjang layer yang ter-select. Waah, masya Allah, ternyata segampang ini toh nge-insert keyframe di sepanjang timeline. Selama ini aku melakukan "hal bodoh" dengan memencet sampai 100 atau bahkan lebih kali tombol F6 untuk meng-insert keyframe. Hehe, memang konyol sih kelihatannya. Kekonyolan itu adalah karena ketidaktahuanku. Namanya juga masih pre-pemula kan yah? hihi... Tapi, alhamdulillaah semakin masuk ke dunia terdalam flash, semakin banyak berjumpa hal-hal baru dan alhamdulillaah semakin "memangkas" waktu pengerjaannya. Dan dari sekian jam dan hari nge-date dengan si flash, aku semakin mengerti dan memahaminya, dan satu lagi, ternyata dari kesalahan lah aku banyak sekali belajaar. Kalau aku tidak salah, mungkin aku tidak pernah mengerti...
(maaf yaa bagi yang ndak suka flash dan nyasar baca tulisan ini, soalnya kemungkinan besar ndak paham dengan narasiku di paragraf ini. Ini yang paham yaa pastinya sih yang bisa flash lah ya? hehe....).

Ada pelajaran berharga yang aku ingin ambil dari kisah pembuatan flash ini. Tentang kesalahan.
Sebelumnya, aku tidak sedang mencari pembenaran atas sebuah kesalahan atau sedang berselindung di balik septong kalimat bahwa salah dan khilaf adalah niscaya. Akan tetapi, aku hanya sedang ingin meyakinkan diriku (dan smoga juga dirimu) bahwa, kesalahan itu tidaklah sepenuhnya salah. Tentang hal itu, pertama, tentang adab-adab ketika bersalah, ketika melakukan suatu kealfaan dan dosa, haruslah telah ditunaikan terlebih dahulu. Menyesal dengan segenap penyesalan lalu bertaubat dan memohon segenap ampunan-Nya dan meminta maaf kepada sesama jika itu menyangkut orang lain, serta ber-azzam untuk tidak melakukan kesalahan lagi. Nah, yang ingin aku bahas sebenarnya adalah poin kedua, BELAJAR DARI SEBUAH KESALAHAN.

Betapapun hebatnya seseorang, betapapun seseorang adalah the perfect one di mata orang-orang, tetap saja selalu ada celah. Tetap saja, manusia adalah si pembuat dosa. Gudangnya alfa. Kandangnya khilaf. Semua pasti pernah tersalah. Aku, kau, dia, mereka, semuanya pernah salah. Pernah alfa. Pernah khilaf. Smoga Allah ampunkan segala dosa-dosaku yang begitu menggunung, dosa-dosamu, dan dosa kita semua. Akan tetapi, sesuatu pastilah selalu ada hikmahnya, ada pembelajarannya. Kesalahan itulah yang membuat kita belajar. Mungkin, tanpa salah, kita akan merasa diri kita selalu benar (astaghfirullaah). Kesalahan itu kemudian menjadi semacam "rem" atas diri kita. Tanpa salah, kita mungkin tidak akan belajar. Seorang pratikan di laboratorium, jika tak pernah melakukan kesalahan, pastilah yang dia tahu cuma "itu-itu saja". Dan bukan tak mungkin jika "berkat" kesalahan atau ketidak sengajaan lah yang justru membuat seseorang menghasilkan hal-hal baru. Tapi dalam amaliyah kita, tentu saja, sebelum belajar dari sebuah kesalahan, konsep pertama kesalahan (menyesal, bertaubat, dan bertekad utk tidak mengulangi) sudah tertunaikan terlebih dahulu.

Tidak perlu sampai berputus asa dengan segenap dosa-dosa kita. Sebab Allah menyediakan seluas-luas-Nya ampunan (ini nasihatnya utk diriku terutama). Tak perlu sampai desperado atas kesalahan-kesalahan kita, toh bahkan kesalahan pun menyediakan begitu banyak pelajaran. Toh, kita pun masih bisa berguru pada kesalahan. Tak perlu merasa menciut dan rendah diri dengan segenap kesalahan lalu. Karena, setiap orang berhak menjadi lebih baik dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menghebatkan dirinya di hadapan Allah tak peduli seburuk apapun masa lalunya.

Atas kesalahan di masa lalu, maka semoga menjadikan diriku (dan juga dirimu) berusaha memperbaiki rombengannya. Belajar dari kesalahan-kesalahan itu, agar tak kembali berulang di masa mendatang.

Eh, rendering video animasiku ternyata masih belum selesai (saat ini ditulis baru mencapai 72 %), padahal aku sudah mau selese nge-blog nya. Kini saatnya "melihat mentari" di luar sana. Semoga aku tidak lupa bagaimana bentuk siang dan malam saking mendekam terus di kamar kosan. Hehehe (maaf, pernyataan barusan hanyalah pe-lebay-an belaka. Gak segitunya kaliiii.... ).

Tetap semangaaaat wahaiii dirikuuu..... !!!

3 comments:

  1. kereeeen

    *ini si shafira green sulaiman*

    ReplyDelete
  2. ehh neng shafeeraaa... apah kabaar Aceh? ;))
    lama "tak bersua" dikau, rupanya sudah pindah rumah yak? hehe :D

    ReplyDelete
  3. Awesome uhti... :)
    monggo mampir balik yaa..
    nuhun

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked