Dalam Musda II GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Solsel yang bertepatan dengan tanggal 19 April 2011 Lalu, adalah kali pertamanya aku tidak PD dengan tampilanku yang apa adanya. Tanpa ransel (kuyu, kucel dan usang) yang seperti biasa senantiasa menemani. Entah kenapa, tidak PD saja rasanya berpenampilan ala “anak muda” (ciaaaahhh…) di hadapan para ibu-ibu yang kebanyakan para ibu-ibu DW-nya ‘orang penting’ itu. Jadilah hari itu, aku mengenakan sandal emak-emak dan juga tas emak-emak. Hihi.
Menarik sih acara Musda-nya. Di antara semua agendanya, yang paling menarik bagiku adalah ceramah umum yang disampaikan oleh Biro pemberdayaan perempuan tingkat Propinsi yang mengupas habis soal KDRT a.k.a kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jadi, sekalian sosialisasi UU No. 23 tahun 2004 tentang KDRT. Hmm…ternyata, KDRT itu bukan hanya semata tindak fisik yah? Tapi juga tekanan psikis, di mana jika salah satu pihak yang menjadi bagian dari keluarga merasa tertekan secara psikis dan tidak memperoleh ketenangan ketika berada di rumah, itu sudah tergolong KDRT.
Pemaparan Ibu dari Biro Pemberdayaan Perempuan tingat propinsi itu kembali mengingatkanku pada kisah-kisah ibu-ibu yang curhat denganku soal tekanan psikis yang diterima oleh beliau-beliau itu. Memang tak banyak yang main fisik, tapi, tekanan psikis…hummm…banyak sangat! Dari pemaparan ini, berasa sudah betapa pentingnya pendidikan dan sosialisasi ini pra-nikah. Setidaknya, dijelaskan pada masyarakat yang awam tentang hal ini, agar mereka mengerti. Agar tak semakin banyak dan bertambah banyak, lagi…dan lagi…kasus-kasus macam tu.
Pada akhir tahun 2010 lalu, aku dan uni psikolog-ku sempat meniatkan (dan sempat mempublikasikan) untuk membuat sekolah pra-nikah ini. Jiyaaaah…., bukan praktisi padahal! Ya, memang bukan praktisi. Kan Cuma jadi fasilitator. Yang ngisi kan tetep orang-orang yang berpengalaman sekaligus praktisi. Hee… Niat ini sebenarnya berangkat dari keprihatinan mendalam terhadap kondisi yang terjadi di sekeliling. Seperti sebuah siklus saja. Tamat SMA, atau bahkan tamat SMP langsung menikah, begitu hingga ke anak dan cucunya. Hidupnya begitu-begitu saja. Tak ada perubahan. Tak ada visi. Tak ada misi. Tak ada mimpi-mimpi untuk menjadikan generasi selanjutnya lebih baik. Projectnya sudah jalan 50 %, sudah ada lokasi, sudah ada pemateri dan sudah ada peserta yang mendaftar (walau pesertanya masih belum menjangkau lapisan masyarakat umum, masih di kalangan mahasiswa). Tapi, sayang sekali…piskolognya udah “kabur” duluan ke Kota Besar sono. Tak sangguplaaah jika harus sendirian… Hee… Tapi setidaknya, ide nya masih tersimpan. File-file nya masih ada. Siapapun yang kemudian ingin menggerakkan, kami akan sangat appreciate sekali. Hehe.
Nah, kembali ke cerita sosialisasi KDRT tadi. Begitu penyampaian selesai dan sesi Tanya jawab dibuka, aku langsung acung jari sebagai penanya pertama. Hehe. Dan kesempatan itu pun diberikan. Kesempatan emas ini tak kusia-siakan. Aku tak menanyakan apapun. Hanya menyuarakan agar suatu saat, pemerintah memfasilitasi adanya “sekolah pra nikah” untuk anak-anak muda agar ada visi dan misi yang dibangun ke depan dalam sebuah keluarga sebagai satuan unit terkecil dalam pembangunan supaya generasi selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Usul ini diapresiasi oleh Biro Pemberdayaan Perempuan. Walau, entah kapan realisasinya. Tapi, aku berharap suatu saat benar-benar terealisasi.
Sungguh, diri ini sebenarnya tidak lebih baik. Aku pun belumlah memiliki ilmu tentang hal ini. Hanya saja, aku sangat ingin agar negeri ini lebih baik. Bukankah wanita itu adalah tiangnya Negara? Baik dan buruknya suatu Negara ada pada wanitanya. Sungguh, aku sangat menginginkan, wanita-wanita Indonesia ini menjadi lebih baik lagi. Bukan menuntut untuk mengambil posisi laki-laki . Tapi, memaksimalkan perannya sebagai wanita yang akan menjadi tiang kukuhnya negeri ini. Sekali lagi, bukan untuk mengambil ranah laki-laki dengan dalih persamaan gender, melainkan berperan di ranah masing-masing, lalu memaksimalkan dan meng-optimalkan peran itu. Iya tho?!
Selamat hari Kartini…
(eh, sudah terlambat yaaah? Hehe….hanya terlambat menuliskan koq….)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked