Pangek Pakih

Waaahh, sudah lama yak diriku berjanji padamu Bloggie, untuk memposting belahan jiwa nya si sambalado tanak. Yak, mereka adalah belahan jiwa! Hihi. Sambalado Tanak akan lebih nikmat jika ada Pangek Pakih, dan pangek pakih juga akan kesepian tanpa sambalado tanak. Jadilah mereka soulmate. Hehe. Eh iyaaa, dulu, waktu memposting how to mambuek sambalado tanak, diriku sudah janji akan memposting juga tentang pangek pakih. Maaff, baru hari ini dapat ditunaikan…

Membuat pangek pakih (dalam bahasa Indonesia kita sebut ‘paku’, atau ‘pakis’) agak susah-susah gampang. Walaupun banyak yang sukses, tapii, tak sedikit juga yang gagal. Ssttt…, katanya sih butuh teknis khusus. Hehe. Salah seorang ummahat made in Minang pernah mengeluh, pangek pakihnya selalu saja mencair kek bubur geetooh. Nah, memang di sinilah letak banyak kegagalan orang-orang dalam membuat pangek pakih (halaaaaaaah, macam tau…tau….je, padahaaal, tak tau puuun! Hihi)

Salah satu teknik khusus yang mesti jadi perhatian adalah pada volume santan yang diperlukan. Yak, volume santannya! Jika dalam pembuatan gulai biasa, mungkin kita akan menuangkan sekitar 1-2 liter santan, maka dalam pembuatan pangek pakih, cukup setengah liter saja. lebih sedikit juga taka pa. Pokoknya pualiiiiing banyak itu dua pertiga liter je. Okeeeh?

Cara pembuatannya sama seperti pembuatan gulai lainnya. Tinggal giling cabai sedikit (ndak usah banyak-banyak yak, ntar huuhaaa huhaaa kepedasan! Hee…), juga sipadeh (bahasa Indonesianya : si pedas..wkwkwk. Ya ndak lah! Jahe maksudnya), juga lingkueh (lengkuas) secukupnya, bawang putih satu siung ajah… Bawang merahnya leage artist. Juga daun salam, daun ruku-ruku, daun kunyit, serai. Takarannya leage artist ajah yak, soalnya masing-masing keluarga punya standar baku masing-masing keknya, hihi. Dan jangan lupaaa, dalam pembuatan pangek pakih, mesti menyertakan juga asam kandis (bahasa indonesianya emang asam kandis apah enggak yah? Hihi…) sedikit. Setelah semuanya siap, didihkan santan beserta bumbu-bumbunya tadi hingga terlihat menggelembung-gelembung (karena adanya proses konveksi) sehingga air santan berbumbu itu mendidih. (Naaah loooh, konveksi adalah pelajaran kelas IV SD, masih ingaaattt?? Hehe, intermezzo).

Jika sudah mendidih, masukan pakih yang sudah dipotong-potong terlebih dahulu ke dalamnya. Aduk-aduk sesekali. Proses ini diteruskan hingga santannya mengering. Setelah kuahnya mengering dan berubah menjadi minyak, baruu deeh kompornya dimatikan. Dan….tarrraaaaaaaa, pangek pakih siap dihidangkan! Hmm…gampang kan yak?
pangek pakihnya ndak terlalu kering sih... Mesti nunggu agak lama lagi sebenarnya, hehe



Oh iya, membuat pangek pakih juga hampir sama dengan membuat rendang. Tau rendang kaaan? Rendang adalah makanan khas Minang yang terkenal dankonon kabarnya enak banget. Di kampungku (ini di kampung agak terpelosok loh yaaah), yang masih memegang teguh adat istiadat saisuak (baca : jaman-jaman baheulak), tingkat kedewasaan seorang perempuan bisa saja dinilai dari bisa atau tidaknya seorang anak perempuan membuat rendang. Hehe. Tidak sepenuhnya siiiih. Hanya saja, aku pernah mendengar (bahkan sering mendengar malah, dulunya semasa aku masih SMA) para tetua berkata, “Lihat anak si anu itu, dia sudah besar, sudah pandai membuat rendang!” Haha, ada-ada saja yak?! Jika memang demikian adanya, berarti aku masih tergolong anak seumuran jagung….hihi. Yah, kalo sekedar rendang ecek-ecek sih bisa yaaah. Soal rasa, lidah gak perlu bohooog! Enaaaaak doong! Haha…, gak ding! Becanda! Masih jauh dari standar mungkin. Hehe…, tak ape lah. Namanya juga belajar yak? Nah, membuat rendang hampir sama caranya dengan membuat pangek pakih. Hanya saja, volume santan untuk rendang lebih banyaaak. Juga, rendang tak perlu menambahkan asam kandis, melainkan ketumbar dan buah pala. Sisanya masih sama. Tentang cara membuat rendang, ndak usah diposting deh. Pasti sudah banyak di gugel, meskipun cara setiap orang bisa saja berbedaaa… Iya Tak?? ^___^


Okeh, dicukupkan segini saja. semoga bermanfaat yah…
__________________________

Beberapa Foto koleksi edisi Masak-masa, hehe.... #lagi kerajingan memasak....hihi




0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked