Ayam bakar ini adalah makanan favorit kakak Aafiya. Sering kali si Kakak request, tapi emaknya tidak selalu bisa mengabulkan. Mengapa? Bagiku butuh perjuangan lebih untuk bisa memenuhinya. Jika ini di Indonesia, mungkin order online di restaurant Padang jadi pilihan. Tapi, di sini tak mungkin order online setiap saat tentunya. Mana ada restonya. Hehe. Nasib baiknya, karena tinggal di perantauan, mau tidak mau apapun yang dipengen anak-anak mostly harus masak sendiri, alhasil masakan emak (bagaimanapun rasanya) tetap menjadi favorit anak-anak. Tidak ada pembanding soalnya. Wkwkwk.
Jadi, untuk membuat ayam bakar ini ada 3 tahap: dioven, dimasak dengan bumbu baru kemudian dibakar, which is sama dengan memasak 3x bagiku. Untuk yang tidak memiliki hobbi memasak, jelas ini effort nya luar biasa. Hehe.
Ya, sejatinya begitulah kehidupan. Ia adalah perjuangan. Untuk melewati setiap kesulitan. Seperti yang dijelaskan dalam tafsir surat Al Balad ayat 4 bahwasannya manusia itu diciptakan-Nya dalam "kabad". Kabad berarti kesusahan. Bahwasannya setiap tahapan yang kita lewati, pasti ada kesukarannya. Jalan apapun yang dipilih, pasti akan menjumpai kesulitan. Ini juga sebagai bantahan prasangkaan sebagian orang bahwasannya dunia merupakan tempat bersenang-senang tanpa kesusahan sama sekali. Jalan kemaksiatan maupun jalan ketakwaan, keduanya sama-sama memiliki "kabad". Jadi, jika dua jalan tersebut sama-sama harus menghadapi "kabad", maka pilihan orang cerdas tentulah memilih jalan ketakwaan. Oleh sebab orang cerdas yang sesungguhnya, bukanlah orang yang ber-IQ jenius, bukan pula yang paling terkenal, apatah lagi yang lulus summa cumlaude. Tapi orang cerdas yang sebenarnya adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Karena di sanalah kehidupan yang sebenar-benarnya. Sementara, dunia hanyalah persinggahan yang amat sebentar.
====
Untuk ikut kajian tafsir bisa bergabung di @kajiantamasya setiap jum'at yang disampaikan oleh ustadz Abdul Aziz Abdul Rauf, Lc.
Barakallahu fiikum
Jadi, untuk membuat ayam bakar ini ada 3 tahap: dioven, dimasak dengan bumbu baru kemudian dibakar, which is sama dengan memasak 3x bagiku. Untuk yang tidak memiliki hobbi memasak, jelas ini effort nya luar biasa. Hehe.
Ya, sejatinya begitulah kehidupan. Ia adalah perjuangan. Untuk melewati setiap kesulitan. Seperti yang dijelaskan dalam tafsir surat Al Balad ayat 4 bahwasannya manusia itu diciptakan-Nya dalam "kabad". Kabad berarti kesusahan. Bahwasannya setiap tahapan yang kita lewati, pasti ada kesukarannya. Jalan apapun yang dipilih, pasti akan menjumpai kesulitan. Ini juga sebagai bantahan prasangkaan sebagian orang bahwasannya dunia merupakan tempat bersenang-senang tanpa kesusahan sama sekali. Jalan kemaksiatan maupun jalan ketakwaan, keduanya sama-sama memiliki "kabad". Jadi, jika dua jalan tersebut sama-sama harus menghadapi "kabad", maka pilihan orang cerdas tentulah memilih jalan ketakwaan. Oleh sebab orang cerdas yang sesungguhnya, bukanlah orang yang ber-IQ jenius, bukan pula yang paling terkenal, apatah lagi yang lulus summa cumlaude. Tapi orang cerdas yang sebenarnya adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati. Karena di sanalah kehidupan yang sebenar-benarnya. Sementara, dunia hanyalah persinggahan yang amat sebentar.
====
Untuk ikut kajian tafsir bisa bergabung di @kajiantamasya setiap jum'at yang disampaikan oleh ustadz Abdul Aziz Abdul Rauf, Lc.
Barakallahu fiikum
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked