Film Coated or Sugar Coated??


Hmmm…lagi ingat2 PKP (huwaaaa…deadline laporan niiih. Tapiiii, malah kerajingan bikin tulisan iniiih. Heeee. Itung2 sebagai pemanasan buat laporan. Hahaha. Halaaaah, nyari alasan tuwwhhh!). Aku jadi teringat sama industry obat niih. salah satu (eihh, salah dua ding!) produk obat dalam bentuk tablet itu kan yang disalut gituuh, salut film (film coated) dan salut gula (sugar coated).

Tablet yang salut film itu yaaah yang tabletnya mengkilap gituuh tapi agak transparan. Pelapisnya tipiiiiis banget. Cuma satu lapis ajaah. Jadinya lekuk2 tablet pasti bakal keliatan. Tujuannya siiih, banyak yaaah. Umumnya agar tablet itu nantinya diharapkan pecahnya di usus. Atau, biar tidak terjadi iritasi lambung bagi penderita maag. Atau soal disolusi laaah. Tapii, itu lohh salutnya, yaah tipis doang. Segala lekuk2 granulnya (hiiihh,, emang kliyatan gituuh si granul?? Haha, ngasaal! Tapi, bagi farmasis mah kliyatan lah mana granulnya. Bagi yang ga blajar farmasetik ya iyaa laah gak kliyatan. Kan henteu ngartos nyang mana granul and nyang mana eksipien lainnya. Heeee…) bakal kliyataan deeh.

Nah, beralih ke tablet salut gula. Tablet salut gula iniiii, waaah..pelapisnya buanyaaak euy! Berkali-kali kali dibalut. Udah gitu diluarnya dikasi warna lagi! Jadinyaaa, ketutupan deeh! Kagak bakal ketauan, betuk asli itu tablet, awalnya gimanaaa yaaaah?? Tujuannya pun macem2. Bisa nutupin rasa obat yang gak enak. Soal disolusi jugah. Pokoknya tujuannya mah banyak. Umunya lebih mahal. Dan lebih spesifik.

Jika udah giniiii, otak kananku (heee…., secara potensial hemisfer otak memang dominan otak kanan niih) langsung melanglangbuana dan langung deeh men-detect analog. Hmm…, ingat tablet salut, aku jadi ingat aurat. Sama seperti tablet salut film yang tipis. Orang yang nutup auratnya rada2 ngasal (dan mentingin modis doang), yaaah..kayak si tablet salut film. Udah tipis, transparan lagi! Walaupun disalut, tetep ajah tuuh kliyatan “isi” nyaa! Pokoknya bentuk aslinya keliyatan banget! abiis, si tablet salut film kan tipis yaah.

Bedaaa ama salut gula! Si salut gula mah udah dibalut sekian kaliii, sehingga lekuk2nya gak keliyatan lagi! Lebih terjagaaa! Dan rasanya lebiih manis! (toh yang nyalutnya gula, tho??!). dan, jika udah gini, harganya lebih mahal doong! Begitulah perumpamaan muslimah2 yang mengenakan jilbab seperti yang disyari’atkan Allah. Yang bener2 nutupin. Insya Allah lebih terjaga. Dan, harganya lebih mahal doong! Gak gampangan ajaah di apa-apain sama orang. Mereka punyaa izzah dong!

Hmm…meski sama-sama disalut, tapi beda kan yaaah?
(eeih, kalo di obat, penyalutan film dan gula memiliki tujuna masing2 dan manfaat masing2 dan gak mungkin jugaa semua tablet dibikin salut gula kan yaah) tapiii, kalo soal aurat, mending para muslimah pake yang “salut gula” ajah! Pake yang bener2 nutupin. Percayalah, kamu itu terlalu berharga, saudariku! Jadiii, mari sukseskan gerakkan “berhijab dengan sebenar2 hijab!!” (heeee, dari kemaren ada gerakkannya mulu yaaah!hihi….)

Satu saja pesanku (untukku, untukmu dan untuk kita semua!) mari kita menjadi “salut gula! Bukan salut film!”
Okeh…okeh….okeh….?
Siiiiiip!


وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِسَاء وَلاَ يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعا ً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. 
[An-Nuur : 31]

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked