Elegi Dua Anak Peminta


Jika kau sempat berjalan2 (atau berobat??) ke Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, maka berkunjunglah ke samping Ruang Konseling Terpadu. Di sana, ada ibu-ibu penjual makanan kecil (yang biasa kami hunting kalo lagi istirahat siang. Risolesnya euunaaaak sangat, coy! Hihi). Nah, berkenalanlah dengan si IBu penjualnya yang sangat lucu, unik, suka berteman, dan..hmm…menyenangkan untuk diajak ngobrol. Hehe.

Suatu hari, ketika kami sedang duduk-duduk bersama si ibu penjual, datanglah dua anak-anak peminta-minta gituh. Setelah si anak pergi, si ibu langsung bergumam,
“Ndeh, ibo wak mancaliak anak tu hee. Apak amak nyo urang kayo, anak nyo, tuuu..mode itu! Kok dapek he, anak tu yo jadi tangguangjawab awak mah! Ibuk ha, manjua dari pagi sampai patang di siko, yo demi anak mah. Kok dapek anak tu jan talantar. Ibuk, walaupun cando ikoo, anak ibuk kini lah jadi PNS di Payokumbuah. Lai tasakolahan anak…”
Si ibu bersemangat sekali bercerita.

Aku jadi tercenung. Hmm…sedih juga siiih. (hee, tapi ini bukan soal mendidik anak sekarang niiih). Aku jadi teringat akan ni’mat luar biasa yang Allah anugrahkan, yang mungkin sering ga disadari. Yaitu, Ni’mat KELUARGA! Sungguh, begitu banyak di luaran sana mungkin, anak-anak yang tak memiliki keluarga. Yang untuk sesuap nasi saja mereka harus berjuang melebihi batas umur mereka.

Sungguh, semestinya kita patut bersyukur atas ni’mat keluarga yang Allah berikan.
(hwaaaa…, jadi pengen pulaaaaaang. Huhu)

2 comments:

  1. masa sih? klo ortunya kaya kok anaknya jd gitu?
    bener2 ditinggalin, ato si anak cari cara lain utk mnarik perhatian?

    ReplyDelete
  2. hm,mm...
    bisa jadi iyo Ce....
    allahu'alam..

    tapii, semua tetap saja tanggungjawab orang tua kan ce??

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked