Risoles Paling Enak Sedunia


Waah…, apa coba yang dinanti-nantikan oleh mahasiswa apoteker yang PKP di RSSN/RSUP Bukittinggi?? Hahay, bener sekali sodara-sodara! Risoles yang di jual Ayang di samping ruang konseling terpadu ituuuhh. Hehehe.

Humm….nyamiiii. eunaaak sangat! Hehe. Itu risoles, emang laris maniss sangaat! Sampai2, jadi alat penakar gituuuh. Apa contoh?? “waaah…, lumayan tuuh, kan bisa dapet dua risoles.” Hehe. Segitunyaaaaaah…

Itu risoles, biasanya dalam hitungan jam udah ludess abiiis…diserbuuu. Makanya, bisa ampe dua tiga kali diantar di empunya usaha, saking lakunya. Tapiiii, si empunya risoles tetep konsisten dengan ukuran dan rasa. Masih tetap sama. Jadi,peminatnya tetap bejibun banyaknya.

Ingat inii, aku ingat jugah sate (hehe, makanan kesukaannku) yang ada di kampuangku ituuh. Itu sate, bagiku, adalah sate paling lezaaaat seduniaa. Haha, lebay lagi! Sate kenangan jugah. Hihi. Ada pulak sate kenangan tuwh?

Tapiii, sayang karena manajemennya kurang mantab, si tukang sate yang tau satenya laris, malah mengurangi porsi dari biasanya. Wah…wah…, sayang sekali, si tukang sate kurang paham manajemen pemasarannya sehingga pelanggan malah lari.

Aahh, banyak analog yang kemudian bermain di kepalaku. Soal da’wah. Soal DF. Ini curhatan si ade’2,pernah ada yang bilang, “Ih, pada awalnya si uni ituu mah bageur pisan euy. (lho, koq jadi bahasa sunda begini. Hehe). Pada awalnya uninya kok yaaah elooooooook bana ko haaaa. Tapiii, ketika kita udah ngaji, koq si uninya ga kayak dulu yaaah? Masih baik siiiiih, tapi ga kayak dulu banget?” hehe. “Aaah, mugkin lagi ada masalah kalii.”, “Ah, ndak koq un, lagi baik2 ajah. Tapiii, kenapa setelah kita2 pada ngaji, keramahannya berkurang. Memang siiih, tetep bauk, tapi agak beda ajah gituuuh.”

Hehe…ini banyak kejadian siiih.
Pesona yang “menjual” pada awalnya menjadi berkurang (atau sedikit berkurang) ketika “jualannya” itu “terjual”. Atau karena si ade’ udah dianggap paham, lalu penyikapannya pun jadi lebih serius begitu?? Heeee… Hmm…, mestinya, tetap sama lah yaaaah?? Karena, ibarat penjual sate dan penjual risoles di atas. Yang konsisiten, jualannya laris manis. Dan yang mengurangi porsinya, perlahan-lahan langganannya pun berkurang. Allahu’alam…

Yang jelas, Allah pun memerintahan qta huat saling mengingtakan dan da’wah dengan cara yang penuh hikmah Dan cara yang baik kan yah?

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِه ِِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 
(An-Nahl : 125)

Ini terutama buat diriku sendiri laaah…, heee….
Semangat!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked