Jeruk dan Kulit Jeruk


Horreee…horreee…musim jeruk! Hmm…saatnya menikmati jeruk muraaaah.
Yeiyyyh…yeiyhh…berjaye! Hehehehe.
Hmm…, ini kisah sebuah jeruk dan bagaimana memilih jeruk yang baik. Cihaaaaa…
Setelah melalukan “penelitian” dari beberapa sampel jeruk yang kami beli, diperoleh kesimpulan, tidak semua jeruk berkulit mulus rasanya manis dan tidak semua jeruk yang berkulit buruk rupa alias jelek rasanya asam. Huwaaaa, bahkan jeruk yang kulitnya lebih jelek malah banyak yang lebih manis isinya.

Di sela2 buku IFRS dan buku sejenis yang cukup membuatku pusing tujuh keliling, yang kemudian yang tergeletak begitu sajaaa, pikiranku mengembara. Membentuk analog tersendiri! Aha! Benar! Don’t judge the book from the cover only! Jangan liyat luarnya doang, atuh! Karena Allah pun ga nilai hamba-Nya dari rupanya bukan? Maka, sesungguhnya, yang lebih penting itu sebenarnya “isi” bukan “pembungkus” (yang bukan berarti pembungkus ga penting loh yaaah! Toh, sgala sesuatu memang yan pertama kali terlihat adalah covernya, bukan isi dalamnya). Hmmm…, seperti yang kutulis sebelumnya juga (mengenai hal interaksi), bahwasnyaa….harus diberikan dulu asassement postif terhadap semua orang baru yang dikenal. Berilah dulu nilai B. Jika pikiran kita udah dipengaruhi oleh nilai C, D atau E, maka pola interaksi itu akan berubah. (aku sangaaaaaat merasakannya, huhu). Meski ini memang sulit, apalagi udah terbentuk sebuah poradigma di pikiran kita tentang sesuatu yang negatifnya.

Jadiii, kesimpulannyaaa, kalo memilih jeruk, maka pilihlah jeruk yang kulitnya udah agak jelek, yang udah coklat2 gituuh. Insya Allah rasanya manisss. Hhahay, ngaco banget! Tapiii, aku memang sudah mencobanya. Membeli jeruk di Pasa Bawah Bukik Tinggi dan memilih jeruk yang jelek. Dan hasilnyaaa, hummmm….maniiiisss. (ngaco mode : ON!)

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked