Biarkan Aku Terwarnai Corakmu

Warnai hidupku
Ssssttt… Hei, aku hendak jujur satu hal, sobat. Sering kali aku ‘menangguhkan’ acara jalan-jalan blog (blogwalking) sebelum aku menumpahkan segala sesuatunya di atas lembaran-lembaran halaman word. Bahwa aku sedang tak ingin ter-influence dari tulisan (baca : isi batok kepala dan penampakan jiwa *karena isi tulisan adalah penampakan jiwa) teman-temanku, saudara-saudariku! Huh! Betapa arogannya, hanya dengan sebuah alasan orisinilitas! Hmm…orisinilitas?! Bahkan ia belum cukup untuk dikatakan baik! Tapi, begitulah kepicikan jiwa bicara.

Sesungguhnya, penyadaran terpenting itu ialah bahwasannya diri ini memang sangat diwarnai oleh apa yang dibaca, dilihat dan didengar! Penyadaran bahwa apa yang tersimpan dibatok kepala ini hanyalah cuilan kecil dari selaksa luasnya samudera ilmu dan hikmah. Bahkan belumlah lagi cuilan kecil. Lebih sedikit dari itu. Lebih sedikit lagi.

Maka, salah satu hal yang paling menyenangkan (bahkan dibutuhkan) itu adalah menyelami, mengambil mutiara-mutiara yang bertebaran di seantero dunia tak bertepi ini yang mayanya seluas-luasnya ruang untuk memilih dan mengambil, mengeruk cerukan-cerukan mutiara yang tersimpan di setiap huruf demi huruf itu. Huruf yang menjadi untaian mutiara kaya hikmah. Boleh mengambilnya sebanyak-banyaknya. Sepuas-puasnya. Sampai sejauh apapun yang dimaui. Bahkan sampai penatpun mengambilnya, ia masih saja menyediakan lebih banyak, dan lebih banyak lagi!

Kali ini, biarlah aku terwarnai oleh corakmu. Warnailah aku, dengan warna kebaikanmu. Sebab, aku pun juga sangat ingin mewarnai. Mewarnai dan terwarnai sama saja. Asalkan dalam koridor kebaikan. Asalkan dalam koridor-Nya.

2 comments:

  1. salam ukhuwah ukhti......^_^

    ReplyDelete
  2. iyaah...salam ukhuwah...
    tapi siapakh iniih? huhu...anonymous...

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked