Ceritera Kita Kali Ini

Meski kami sudah berpencar di mana-mana, tapiiii…nuansa ukhuwah masi berasaa. Hee…
Alhamdulillaah… Nikmat ukhuwaah ini benar-benar terasa manis yaah. Ini salah satu dari sekian banyak kasih sayang-Nya…ukhuwah yang begitu lezaaat….

Hmm….hari gini, kami masi OnLine lintas daerah…Solsel-Lubuk Alung-Payakumbuh-Bukittinggi-Agam-Padang-Bekasi…hmm…hmm…
Dan biasanya…itu henpon bisa ampe anget beut, karena nilpunnya bukan itungan menit melainkan jam!
Tema cerita kita biasanya siih tak lepas dari 2 hal…Kerja dan n*kah…. Kalo kata sebuah judul buku, KKN (kuliyah kerja n*kah, naah….kami memangkas “K” yang pertama. Hihi.) wkwkwkwwkwk…Dasaaarrr….syndrome duapuluh plus. Hihi.

Hmm…ada banyak hikmah sih. Ada banyak cerita. Mungkin ini kisah-kisah alay sahaja. Tapii….yaah…semuanya sebenarnya meninggalkan banyak plajaran. Yaah, meski kadang dalam idup ni kita melewatkan banyak kesempatan, tapiii…sebaiknya jangan sampai melewatkan banyak pelajaran. Iya tho?!



Hmm…kata salah seorang ukhti (hee….aku tak terlalu seneng nyebut nama. Inget “sebut nama”, inget kasus century dah. Hihi…), “Dahulu, rasanya begitu gampang membelanjakan uang. Yaah, gampang-gampang ajah. Sekarang, berasa beut, sulitnya duit! Apalagi kerjanya ngandelin tenaga, bukan otak.”
Aku benar-benar mengaminkan sangat pernyataan si ukhti. Yup…ternyata kami merasakan hal yang sama. Persis! Jadilah, namanya “sharing” masalah duit. Hihi.
(kaya’nya aye mata duitan banget nih yah? Dari kemarin omongannya duit melulu. Hihi. Bukaaan. Bukaan begitu ding! Kita kaga bisa pungkiri jugak kan yah, kalo duit itu emang penting! Bukan paling utama. Tapi ia-nya itu penting. Bagemana roda kehidupan maupun roda da’wah bisa bergerak kalo tak ada duit coba?! Hmm…hmm…)

Aku ngerasain banget dah, kalo kerjanya pake tenaga, bukan otak, yaah…sulit! Karena aku juga menjadi bagian dari itu. Bekerja pake otak, profitnya lebih banyak, tanpa harus membuang banyak waktu. Hmm…hmm…

Untuk suatu “lukisan rencana idup”-ku, aku ngelakuin survey ke berbagai orang dengan sang volunteers nya kaga nyadar kalo dia sedang disurvey. Hihi. Kalo dalam objek penelitian, ini single blinded namanya kan yah? Hihi. (halaaah, gaya banget cuy! Pake single-blinded segala! Wkwkwkwk).

Seorang lelaki tua, dengan anak yang masih kecil-kecil plus menantu yang malas bekerja. Modalnya cangkul doang. Sehari….kalo dia kuat mencangkul, dapet paling-paling 20-30ribu sahaja. Itu dengan kepenatan yang luar biasa di sekujur tubuh.

Lalu melirik pula ke dimensi dunia lain. 200ribu sebulan. Glek. Menelan ludah. Seharian kerja, tapii, hanya dengan segitu duit sebulannya. Untungnya masih single, perempuan pula. Tak terlalu banyak tangggungan and tuntutan.

Di lain tempat, ada yang jadi tenaga honorer, 800ribu, untuk menghidupi anak isteri dan keluarga. Hmm..hmm…

Tapiii,di belahan bumi yang lain, ada pula yang hanya dengan pencet sikit si netbook, atau teken beberapa tombol angka lalu call di henponnya, bisa berpenghasilan sepuluh bahkan seratus kali lipat contoh-contoh di atas.

Allah tidak pernah salah alamat memberikan rizqi pada makhluk-Nya. Tapii…, dengan demikian bukan berarti pula hanya menungguh saja, dengan dalih “toh, rizkinya kita sudah ada. Yaah, ngapain juga cape-cape kerja dan usaha.” Ini namanya kepasrahan yang tak beralasan, tho?! Bukankah Allah juga ga’ bakalan ngerubah nasib kita kalo kita sendiri enggan untuk ngerubahnya? Iya tho?!

Semua ini membuatku berpikir-pikir…bagemana sih ya, caranya bisa “ngerubah nasib” dan bisa mendapatkan lebih dari sekedarnya?!

Kemudian…aku menarik garis merah…dari ini semua. Bahwasannya…pertama…bukan yang mengandalkan tenaga, melainkan kepala! Jika perlu, kita bisa saja pekerjakan orang lain….asalkan manajemennya di kita. Ya ga’? kitalah otaknya…dan mereka tenaganya!
(kedengerannya emang sadis yaah? Hihi… hmm…setidaknya membuka peluang kerja baru. Ya ga’? hehe) Kedua…ga’ ada sukses itu yang instan. Segalanya pasti dimulai dari langkah kecil pertama. Jadii…menjadi tangguhlah, seperti rumput yang keinjak-injak kaki nakal manusia. Mereka tetep tumbuh, meski diinjak-injak. Ketiga…berpikir inovatif, kreatif dan memilki spesifikasi dan differensiasi. Terserah deh jika ada yang mau niru apa enggak, yang penting tetap innovasi! Ituuh liyat ajaah, Blackberry…yang mampu menembus pasar perhenponan meski pun ia adalah pendatang baru. Mampu mendobrak merek-merek branded yang bahkan sudah begitu akrab dan men-senyawa (hihi…ada gak yah istilah men-senayawa?) di berbagai lapisan masyarakat. Tapi karena ia menawarkan diferensiasi dan sebuah inovasi baru, ia menjadi pemain utama. Ia kemudian memiliki produk followernya begitu bejibun. Tapi apa? Dia tak begitu terpengaruh. Karena dia tetep ngelakuin innovasi. Dia tampil dengan tampilan yang innovatif di kala merek lain sibuk meniru gayanya. Kalo istilah kita-kitanya : semen padang! Udah berbuat sebelom yang lain mikir. Hehe. Dan dia tetap berada di pentas papan atas. Keempat…berpikir menembus batas. Iya, menembus dimensi waktu. Berpikir meloncati pikiran kebanyakan. Tetapkan tujuan dan lukislah sebuah cita-cita…, hendak menjadi apakah? Hendak seperti apakah? Jika sudah ada grandesign hidup, yaah tinggal bikin kerangka pencapaiannya ajah! Tinggal ngintip-intip peluang yang sebenarnya sudah di suguhkan ke kita. Yaah, intinyaaa…VISIONER deh! Kelima…mesti highrisk. Jika pengin mengerjakan sesuatu yang dimenej oleh diri kita (bukan menjadi bawahan atau karyawan ataupun pegawai), mesti punya nyali highrisk. Gak selamanya sukses. Gak selamanya berada di garis atas. Kadang-kadang ada masanya terpuruk juga. Jadiii, nyali highrisk nya yang mesti di asah. Keenam, keyakinan…bahwa diri kita akan SUKSES! Keyakinan akan kesuksesan adalah sebuah bahan bakar. Ketujuh…yang paling terpenting…sejauh apa TINGKAT KETERGANTUNGAN KEPADA ALLAH! Lalu…terakhir…JANGAN HANYA SEKEDAR KATA…tapii….AKSI NYATA!!!
Sumangaikk!!!

Sekedar cerita-cerita saja (atau curhat nih yaah? Hihi), di satu sisi merasa mantab dengan lifeplan yang dituliskan namun di sisi lain, kadang-kadang memang terasa begitu gamang juga. Dengan Banyaknya keinginan-keinginan yang melintasi pikiran. Kadang (sering juga) ngerasa pengin S-2, tapii..pengin banget ambil pskilogi anak (hehe, ndak nyambung banget yaah…). Hanya saja, saat ini…sepertinya belom. Hehe…(halaaah, bilang ajah kaga punya duit buat kuliah. Hihi). Tapi, kalo interest mah, biasanya kita kan nyari di mana-mana jugak yaah selain di bangku kuliah. Kadang, juga pengin banting stir dengan merambah dunia perindustrian obat (hmm…ba’da PKP, sebenernya aye lumayan interest niih sama desain formula..hihi). Itung-itung buat nyari pengalaman dah. Honorer? Hmm…nanggung euy! Kalo mau jadi bawahan, bagusnya bawahan yang berkelas ajah sekalian. Hihi. (songong lo! Songooong! Hihihi…gak ding! Becandaaaa…..). Hmmffttt….kalo mau sukses yah semestinya HARUS FOKUS dong! Iya, harus focus… Jika begini…saikua capang saikua capeh namanya…hehe…

Satu pertanyaan….sebenarnya…kuliah untuk mencari kerjakah?!
Aih…jangan deh. Jangan kuliah untuk mencari kerja, karena dapetnya Cuma kerja doang mah. Kuliah adalah untuk membentuk pola pikir. Sarana aktualisasi. Dan, semacam simulasi kecil dalam organisasi2 di kampus, sebelum benar-benar terjun ke “dunia nyata”. Jadii, kalo kuliah untuk membentuk pola pikir, bukan nilai oriented jadinya melainkan ilmu oriented. Badaceh. Badaso! Hehe. Kalo gini mah, bukan hanya dapet kerja, melainkan membuat kerja. (Ga ada kerjaan, makanya ngerjain…hihi, ngaco bin ngaur!). Yaah, intinya itu tadi…membuat kerjaan…a.k.a menciptakan lapangan kerja.

Oh iyaa, satu hal lagi. Aku menarik sebuah kesimpulan…sebenarnya, kalo kita mengerjakan sesuatu yang kita enjoy menjalaninya dan punya tujuan yang mantab pula, itu semua akan lebih optimal, kan yah? Kalo punya ide-ide kreatif misalnya, yang kita enjoy ngejalanin….insya Allah..akan OPTIMAL. Karena kita mengurangi angka beban dalam pengerjaannya, seberat apapun itu. Tak ada yang berat kalo udah cinta. Hihi. Ya, ga’? jika menurut teori fisikanya, ∑F itu adalah total dari massa kali grafitasi (kalo ada kemiringan ditambah pula dengan cos sudut kemiringan) dan gaya gesekan , maka kalo enjoy, gaya geseknya sudah ditiadakan tuh. Hehe… (bener gak yah ini rumus? Kalo salah tolong dibetulin aje yee). Jadiii, sebenernya kita bisa ajah sih ya, ngelakuin apa yang jadi minat kita…menyulapnya menjadi sebuah lahan kerja…Yo nda?!

Hehe…sekedar curhat-curhat ajaa niih…

Satu hal buat diriku saat ni…SUMANGAIK! MA’ANNAJAH!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked