Raso dan Rasio
Dari sekian banyak diskusi dan bahasan baik secara langsung atau pun melalui milis, akuuuh jadiiih dapathhh pelajaranhhh lagiihhh. Heee…
Humm…baiklah…
Memang benarlah yaaah, perempuan itu terlalu mengedepankan “raso” alias perasaan dan laki-laki itu mengedepankan “rasio”. “Raso” yang membuat perempuan kadang-kadang (atau sering yah?) tidak lagi bermain di ranah logika. Lupa akan kemungkinan-kemungkinan yang bersifat rasional. Dan sebaliknya, “Rasio” membuat laki-laki kadang-kadang kekurangan “perasaan” (haaaah! Dasar! Ga’ punya perasaan kamu!” hiiihiii, ndak nyambung!). Sehingga, jadinya perempuan lebih gampang untuk tersentuh ketimbang laki-laki. Perempuan lebih gampang menangis dengan hal-hal yang mungkin bagi laki-laki bukan sesuatu yang perlu ditangisi. Perempuan juga lebih gampang menangis ketika disuguhkan drama-drama sedih. Dan, kebanyakan perempuan juga suka telenovela. Hahay, ga’ nyambung! Tapii, iya deih, kebanyakan emak-emak suka telenovela karena banyakan isi ceritanya menguras perasaan.
Perempuan, mengambil keputusan berdasarkan perasaannya. Dan, laki-laki mengambil keputusan berdasarkan rasionya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan logikanya. Karena itu pula, kebanyakan perempuan jika ketika ada masalah cendrung nyaman dengan curhat dan berbagi, atau setidaknya ada yang mendengarkan dan menenangkan. Tak peduli apakah dia seorang ekstrovert maupun introvert. Sebaliknya, laki-laki ketika ada masalah memilih “goa” nya, dan umumnya memikirkan penyelesiannya dengan dirinya sendiri sampai kondisinya kembali normal. Allahu’alam.
Hmm…, aku jadi ingat plajaran fisiologi lagi niiih. Plajaran fisiologi memang menarik yaah? Heee… Hormon yang mengatur sifat ke-laki-laki-an pada laki-laki adalah testosterone. Bukan hanya mempengaruhi fisiologisnya tapi juga sifatnya dan cara pikirnya. Tapiiii, laki-laki juga dibekali dengan sedikiiiiit estrogen, untuk meninggalkan “sedikit perasaan” pada laki-laki. Sebaliknya, sifat ke-perempuan-an secara fisiologis diatur oleh hormone estrogen dan progesterone. Tapii, juga dibekali dengan sedikiiit testosterone untuk membentuk “rasio”nya. Allahu’alam.
Demikianlah Allah mengatur manusia dengan begitu sempurna. Plajaran fisiologi juga mengajarkan bahwa andaikan fungsi fisiologis manusia itu diatur oleh kesadaran manusia, maka, tentulah manusia ini takkan pernaaaaah sanggup untuk dapat bertahan hidup, karena sangat terbatasnya ia dalam melaksanakan fungsi-fungsi itu. Coba saja dengan hal yang sederhana ini, jika saja perintah agar jantung berdetak itu dikendalikan oleh kesadaran kita, maka sungguh kita tak sanggup! Dapatkah kita menyuruh jantung berdetak setiap detiknya? Itu baru jantung. Belum lagi metabolism, pernafasan, eksresi….dan segala hal kompleks yang ada pada diri kita. Tentu saja ada Allah, yang Maha Luar Biasa yang mengatur setiap makluk yan bernyawa di dunia ini. Wah…, tapi amat sedikit manusia yang bersyukur yaaah?
Kembali ke “raso” dan “rasio” tadiii. Hmm…, aku rasakan sendiri itu, ketika sudah diskusi atau berpendapat di suatu forum. Ketika aku (dan kebanyakan perempuan) melihatnya dari sisi-sisi “raso”, maka kebanyakan laki-laki melihatnya dari sisi rasio. Nah, bukan ingin men-separasi laki-laki dan perempuan loh yaah. Tapi, subhanallaah, begitulah Allah ciptakan! Ada laki-laki dan ada perempuan dengan segala perbedaan yang ada. Namun, perbedaan yang bukan untuk saling memisahkan melainkan saling menyatukan, saling menguatkan. Saling mengisi dan saling melengkapi. Maka, dalam da’wah pun mustahil da’wah hanya bisa diusung oleh ikhwan saja, atau sebaliknya akhwat saja.
Tapiii, karena “raso” tadi itulah, laki-laki pun Rasulullah perintahkan agar berpesan-pesan baik kepada wanita. Yah, karena “raso” tadi ituuuu.
Dari Abu Hurairah ra., berkata, Rasulullah saw bersabda : “Berpesan-pesan baiklah kamu sekalian terhadap wanita, karena sesungguhnya orang perenpuan itu diciptakan dari tulang rusuk dan tulang yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Oleh karena itu, bila kamu memaksakan untuk meluruskannya, maka hancurlah ia, dan bila kamu tinggalkan, maka ia bengkok selama-lamanya. (HR. Bukhori dan Muslim).
Dari Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw bersabda : “Janganlah seorang mukmin (laki-laki) memarahi seorang mukminat (perempuan). Bila ia tidak merasa senang terhadap salah satu perangainya, maka ada perangai lain yang menyenangkan. (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda : “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya yaitu yang paling baik budi pekertinya di antara mereka. Dan yang paling baik di antara kamu sekalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya. (HR. At Tarmudzy)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked