Obat Amal
Dalam perenunganku, ingatanku malah beralih pada insulin, digoxin dan opioid. Insulin, obat yang dikonsumsi terus menerus dan pemakainya akan sangat bergantung pada obat ini. Digoxin, obat yang mempunyai loading dose, dosis di awalnya besar lalu perlahan-lahan diturunkan. Dan opioid, obat yang memiliki titer dose di mana pada awalnya dimulai dengan dosis kecil dulu baru kemudian bertambah dan terus bertambah.
Ah, semua obat itu memberikanku pelajaran bahwa beramal itu hendaklah seperti insulin yang terus menerus. Jika terputus, maka akan berakibat pada kondisi pasien. Beramal itu bukan seperti digoksin yang pada awal-awalnya banyak, lalu perlahan-lahan turun. Awalnya semangat banget, tapi ga istimror. Dan, juga mengajarkanku agar memulai suatu amalan dengan perlahan-lahan, dimulai dengan apa yang kita sanggupi dulu (kecuali untuk amalan wajib tentu saja) dan baru perlahan-lahan ditingkatkan.
Dan, segala obat ada dosisnya, ada aturan pakainya. Jika ga tau aturan pakai, maka bisa jadi obatnya jadi toksik, obatnya ga berefek atau malah menimbulkan penyakit lain. Pun begitu amalan dan ibadah, ada aturannya dan ada “dosis”nya jugah. Jika ga tau aturannya, bisa jadi malah bukan jadi amalan ibadah. Bisa jadi bid’ah. Maka, penting sangat untuk mengetahui ilmunya sebelum amalnya.
Semoga ini semua menjadi pelajaran bagik terutama, juga bagimu semua.
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked