Dua Jam Bersama Ayah
Hehe…judulnya memang sedikit aneh. Kenapa harus 2 jam? Toh, begitu banyak waktu-waktu yang telah kami lewati dengan diskusi-diskusi panjang itu. Uhm…anggap saja aku lagi kehabisan ide untuk membuat judul. Hihi. Dan, diskusi kmarin ini memang berlangsung lebih kurang 2 jam. Plus sesi Tanya jawab. Halaaaah…macam diskusi formal ajah. Hehe.
Uhm…aku dan ayah memiliki begitu banyak kesamaan dalam hal kegemaran, makanan, dan mimpi-mimpi. Makanya, share dan diskusi seperti ini jadi terasa menyenangkan.
Dream list! Begitu ayah membahasakannya. Dream list dalam hidup.
Mungkin aku adalah seseorang yang memiliki banyak mimpi dalam hidup. Setiap kali periode tertentu, akan kulakukan refresh terhadap mimpi-mimpi itu. Namun, aku sering melupakan satu hal. Tangga untuk mencapai mimpi-mimpi itu. Dan Ayah menyadarkanku, akan titik itu.
Yup! Rasionalitas dalam menuliskan sebuah mimpi!
Yah, memang tidak ada yang melarang untuk bermimpi setinggi-tingginya. (selama bermimpi dan bercita-cita tinggi tak dipungut upeti! Hihi…).
Bahkan, ada anjuran untuk mencapai mimpi itu pada titik terjauh. Bahasa klisenya, gantungkan cita-cita dan mimpimu setinggi bintang di langit. Hehe.
Tapiii, tak cukup hanya sekedar mimpi saja!
Tak cukup dengan menuliskannya saja, lalu dibiarkan tergantung di dinding kamar tanpa ada upaya pencapaian untuk itu. Harus ada langkah! Harus ada action!
Kadang, sering terlupa dengan satu hal ini. Apa itu? Rasionalitas mencapai mimpi-mimpi itu. Sering kali, yang terjadi malah hal yang tak sesuai dengan harapan. Sering kali, tak berjalan sesuai dengan apa yang dipetakan! Dan itu adalah suatu keniscayaan.
Maka, mungkin, ini sebuah momentum bagiku, untuk menata kembali mimpi-mimpi itu. Memenej segala ke-fluktuatif-an dalam hidup. Dan, mengikutsertakan kerasionalitasan dalam menuliskan sebuah mimpi.
Hayuu…kembali semangaaat!
Hayuu…hayuu….
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked