Wakidjan begitu terpesonanya dengan permainan piano Nadine. Sambil bertepuk tangan, ia berteriak, “Not a play! Not a play!”
speak english
Nadine bengong. “Not a play? “
“Yes! Not a play!(Bukan main)”.
Tukidjo yang menemani Wakidjan terperangah. “Bukan main itu bukan not a play, Djan.”
“Your granny (Mbahmu). Humanly I have check my dictionary kok. (Orang saya sudah periksa di kamus kok)”
Lalu berpaling ke Nadine. “Lady, let’s corner (Mojok yuk). But don’t think that are nots (Jangan berpikir yang bukan-bukan) . I just want a meal together.”
“Ngaco kamu, Djan,” Tukidjo tambah gemes.
“Don’t be surplus (Jangan berlebihan), Djo. Be wrong a little is OK toch?”
Nadine cuman senyum kecil. “I would love to, but…”
“Sorry if my friend make you not delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu jadi nggak enak)”, sambut Wakidjan ramah, “Different river, maybe (Lain kali barangkali). I will not be various kok (Saya nggak akan macam-macam kok).”
Setelah Nadine pergi, Wakidjan menatap Tukidjo dengan sebal. “Disturbing aja sih, Djo. Does the language belong to your ancestor (Emang itu bahasa punya moyang lu)?” Tukidjo cari kalimat penutup. “Just itchy Djan, because you speak English as delicious as your belly button.” (Gatel aja, Djan, soalnya kamu ngomong Inggris seenak udelmu dewe).
Wakidjan cuman bisa merutuk dalam hati, “His name is also effort.(Namanya juga usaha).”
Ahahaha….
Silahkan ngakak dulu deeh, ngebaca tulisan di atas. Hehe, cerita di atas, cukup untuk mengalihkan sedikit kegundahanku. Jiaaahh…
Abiisss…lucu banget sih! Sampai terpingkal-pingkal ngebacanya. Oh iya, sebelumnya, cerita di atas kudapat dari sebuah file yang berserakkan di sebuah data di lepi ku. Judul foldernya; baserak_sarok_file. Jadiiii, ceritanya, aku mau mendelete banyak file yang berkaitan dengan sebuah masa lalu. (Halaaah!). Dan tak sengaja nemu file ini. Jadi, mohon maaf buat author nya yang bagiku masih berstatus ‘unknow author’ karena telah me-re-publikasi tulisan di atas tanpa menyebutkan siapa sumbernya. Jadiiii, bukan maksud plagiat tho. Hihi.
Hehe….terlepas dari lelucon yang coba dihadirkan dalam tulisan di atas, sesungguhnya ada juga plajaran yang bisa diambil. Menyoal berbahasa inggris. Hmm…sebagai bahasa yang dinobatkan sebagai bahasa internasional, tentu menjadi sebuah keharusan bagi kaum intelektual (ciee ileee) untuk menguasai bahasa yang satu ini. Yaah, karena apa-apanya menyaratkan TOEFL. Dikit-dikit, syaratnya, “mampu berbahasa inggris”. Dan parahnya, ini menjadi sesuatu bagian yang cukup berat bagiku! (apakah kesimpulannya, aku bukan bagian dari kaum intelektual? Hehe, semoga saja TIDAAAKK!).
Katanya banyak orang, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengasah kefasihan dalam berbicara bahasa inggris adalah dengan melatihnya sesering mungkin. Dalam arti kata, dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dalam rangka itu pulalah, banyak institusi2 setingkat sekolah atau universitas, mengadakan terobosan-terobosan semacam “English day”dan sejenisnya. Rule-nya, setiap personal yang terlibat mestilah bercakap-cakap dalam bahasa inggris.
Tapi apa yang terjadi di lapangan? Hoho, rupanya tak seindah harapan. Banyak yang tidak disiplin untuk menggunakan bahasa inggris ini. Ada yang memilih bungkam, dari pada harus cape bercakap-cakap English. Padahal, tak ada yang marah koq, kalau grammer nya kacau ataupun pronunciation nya lebih mirip bahasa Minang. Hehe. Dan dalam hal ini, aku termasuk orang yang tidak (terlalu) disiplin itu. Oooohhh nooo… Maafkan akuuuuu…>.<
Ada banyak alasan. Mungkin karena malu. Atau tak terbiasa. Atau, kurang tertarik. Tapiiii…, si Wakidjan ajah yang grammernya kacau, yang bahasa inggrisnya seenak udelnya dewe, gak malu tuh, cakap-cakap English. Lha? Lantas, kenapa aku harus malu yak?! Padahal, itu kan baik, tho?! Yah, setidaknya, memfasihkan lidah lah, untuk bisa sikit-sikit cakap-cakap English. Ya, gak?!
Sekarang ini niiih, baru berasa, betapa pentingnya! Uugghh… JIkalah penyesalan datangnya di awal yah? Heuu…. Tapi yang jelas, tak ada kata terlambat tho?! Dan juga GAK ADA kata GAK BISA! Toh, dulunya juga aku bisa koq. Yaah, walaupun belum dapat dikatakan baik, tapi yaa lumayanlah. Sempet ikutan pidato English juga. Pas final project plajaran bahasa Inggris yang mengharuskan bercerita English selama minimal 5 menit, bisa-bisa ajah tuh. Tapi, koq sekarang-sekarang jadi enggan yah? Koq sekarang jadi gak bisa gitu yah?. What’s wrong!? Hehe, salahnya udah ketemu sih! Salahnya adalah, karena terlanjur melabel diri GAK BISA, males CAKAP-CAKAP English, langsung gak mood liyat sesuatu artikel dan tulisan yang berbahasa inggris (kcuali karena terpaksa harus merujuk jurnal-jurnal berbahasa inggris dan literature dan textbook pharmasi yang kebanyakan berkiblat ke Amerika dan tentu saja berbahasa inggris), dan MALU untuk mencoba berbahasa inggris. Waah, banyak wrong2 nyang harus diperbaiki tho?!
Hmm….baiklah…baiklah….
Selanjutnya….SPEAK ENGLISH?? WHY NOT!! Hayuuk….hayuuuk…ngajakin kakak2, adek2, temen2, dan dirimu semua rame-rame (masa’ aye harus ngomong sendiri. Ntar dikirain, “obsesi jadi bule yang kaga kesampaian” lagih. Hihihi…ngaco!). ajarin dan ajak diriku yaaah….
----------------
sumber gambr di sini
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked