Huuffft… inilah kondisi paling tragis dalam jiwaku...
Titik kulminasi…
Sungguh…aku tak ingin memilih apapun. Setidaknya untuk sejenak ini…
Tentu aku tak perlu menyalahkan, mengapa setiap kisi hidup selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pun, tak perlu pula ada penyalahan ketika tidak tepat dalam memilih keputusan.
Setidaknya, aku bisa belajar banyak dari itu semua. Berikut dengan segala konsekuensi yang berada di belakangnya. Ya. Karena memilih akan selalu harus menyertakan konsekuensi…
Aku dan hidupku.
Aku dan titik kulminasi itu.
Aku dan idealisku.
Aku…dengan berat hati harus mengatakan….MENYERAH!
Betapapun aku mengajak banyak orang untuk ikut dalam ring masalahku…, tetap saja pada akhirnya aku yang harus memutuskan… tetap saja begitu…
Dan kini…aku sungguh tak ingin memutuskan apapun…
Bahkan…aku tak hendak meniti sejengkalpun langkah….
Sungguh, kulminatif…
Aaaaarrgghh…
Astaghfrullaahal ‘adzim…
Tidak..
Tidak boleh begini…
Tidak boleh begini…
Tidak boleh begini…
Hei….
Bukankah hanya kesejenakkan dunia saja, Fath?
Bukankah hanya kesejenakkan dunia saja?!
Lalu, kenapa tidak?!
Harus bangkit!
Harus semangat!
Kulminasi
Related Posts:
Balada Masa AdolensiaBukan hendak menyalahkan, kenapa kau harus menjadi remaja, Dik… Tapi, yang ingin aku sampaikan adalah betapa aku tak ingin kau terjerembab pada lubang… Read More
Sungguh Aku Rindu... … Read More
Kenapa PNS??? Perjalanan 70 km pp, menuju Ibu Kota Kabupaten. Hmmph… Sejujurnya, aku jarang sangad mengunjungi ibu kota Kabupaten sendiri. Hehe. Abisnya, posisin… Read More
Dua Jam Bersama Ayah Hehe…judulnya memang sedikit aneh. Kenapa harus 2 jam? Toh, begitu banyak waktu-waktu yang telah kami lewati dengan diskusi-diskusi panjang itu. Uh… Read More
Laiknya Mentari... Hanya Memberi.... Menjadi ibu, beratkah? Harus bangun paling pagi dan tidur paling larut. Semua demi cinta. Yah, demi cinta! Jika kita mengerjakan sebagian pekerjaa… Read More
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked