Kadang, ingin aku tertawa dan menertawakan diriku sendiri dengan ke-idealis-spontan-an diriku. Hee. Begitu menggelikan saja rasanya, ketika begitu menggebu-gebu menggaungkan suatu idealisme, lalu….kemudian secepat itu pula kendur dan menyurut! Lalu, bangkit lagi…dan down lagi. Sangat fluktuatif. Seperti gelombang laut yang menggulung, lalu menghempas di bibir pantai.
Aku dengan idealis spontan-ku.
Pada mulanya aku berpikir, hanya akan mengerjakan apa-apa yang aku senangi saja. Menurutku, mengerjakan apa-apa yang menjadi minatku, insya Allah akan memberikan hasil yang lebih optimal.
Lalu, aku dihadapkan pada suatu pertarungan idealisme dan terdamparlah aku pada sesuatu yang sama sekali tak aku senangi, tak aku minati, tapi harus dijalankan!
Berat?
Ya, tentu saja!
Dunia realita, sama sekali tak seindah dunia idealita. Ketika idealisme itu benar-benar bertekuk lutut di depan realitas…
Berkali-kali aku ingin mundur dan memilih persimpangan lain.
Berkali-kali pula aku ingin menyerah pada tantangan itu.
Tapi, tidak!
Aku tidak akan menyerah!
Face the Challenge!
Semakin kusadari, bahwa membawa idealisme dalam realisme itu tidak mudah. Sama saja artinya dengan kembali belajar dari nol. Tapi, belajar dari nol, itu bukan perkara yang buruk. Setidaknya, ini membuatku kembali HARUS BANYAK BELAJAR dari setiap rekam jejak peristiwa. Meski hanya seperti cecunguk pada mulanya, aku ingin ia kemudian menjadi tempaan…. Sepahit apapun…insya Allah tetap akan ada manis pada akhirnya…
Tidak….
Aku tidak akan menyerah!
Keep Moving Forward!
S.U.M.A.N.G.A.I.K!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked