Ujian Kehidupan

Beratnya beban
Mungkinbanyak yang begitu down, atau begitu terpuruk ketika ujian-Nya datang beruntun. Kadang, kita seperti tak punya kesempatan untuk bernafas lebih panjang, menggenapkan energi yang kita punya, untuk menghadapi berbagai terpaan itu. Kadang, terasa begitu berat, bahkan ingin melarikan diridari itu semua.

Tapi kemudian kita belajar, bahwa hadirnya ujian, hadirnya terpaan yang begitu bertubi, sesungguhnya adalah tempaan. Tempaan agar kita menjadi lebih tangguh. Ini juga menyoal training kesabaran, yang mungkin terlalu mudah untuk digumamkan. Yah, kita mungkin begitu mudah untuk mengatakan, “Sabar….sabar….”, tapi pada kenyataannya, sabar itu tak semudah pengucapannya. Ia butuh latihan. Ia butuh training. Dan ujianlah yang menjadi trainingnya.

Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang Allah berikan ujian lebih banyak. Sebab ia punya lebih banyak kesempatan untuk naik kelas. Naik ke kelas yang lebih berkualitas. Bukankah jika kita hendak naik kelas, kita harus melewati ujian terlebih dahulu? Dan bukankah, tinggi rendahnya tingkatan kelas itu amat linear dengan tingkat kesulitan ujian ia dihadapi? Tentu saja!

Dan yang jelas, Allah tidak akan membiarkan kita mengatakan diri kita beriman, sebelum Allah memberikan ujian-ujian untuk diri kita. Dan hanya orang beriman pulalah yang baginya semua keadaan adalah kebaikan belaka. Jika itu menyenangkan, ia bersyukur. Dan jika itu tidak mengenakkan, ia bersabar.

Sungguh, jika kita memandang ujian sebagai suatu bentuk in process control, maka insya Allah akan memberikan quality assurance atau jaminan kualitas diri yang lebih mumpuni dari pada memilih untuk melarikan diri dari ujian-ujian itu. Melarikan diri dari ujian-ujian, memiliki arti yang sama dengan membuang kesempatan untuk naik kelas ke tingkat yang lebih berkualitas. Selain itu, jikapun kita bisa melarikan diri dari ujian itu, tetap saja akan berjumpa dengan ujian-ujian lain yang serupa atau dengan tingkat yang sama, hingga kita berhasil lulus dari ujian itu.

Sungguh, Allah maha teliti dalam meletakkan beban ujian di pundak kita. Jikalah ada alat ultra cangggih yang dapat mengukur kadar kemampuan dalam memikul suatu ujian, tentulah skalanya hanyalah akan berada pada batas nilai kesanggupan kita. Jadi, beruntunglah jika ujiannya lebih berat, lebih bertubi, sebab, itu menjadi indikasi bahwa kita memiliki kualitas tinggi untuk memikulnya. Sebab kita sangguplah, maka Allah memilih kita untuk memikulnya. Jadi, kita memang tak punya alasan untuk tidak menaklukkan setiap ujian-ujian yang disampirkan di pundak kita.

Jika pada hati kita sempat terlintas pikiran-pikiran, “Kenapa hanya saya saja yang Allah beri ujian. Si A, si B dan si C, hidupnya tak seperti saya. Mereka pun tak ada ujian-ujian yang memberatkan pundak mereka. Tapi, mengapa saya harus menghadapi ini?”, maka cepat-cepatlah kita melenyapkannya pikiran itu. Sesungguhnya beruntunglah! Beruntunglah Allah memilih kita, sebab Allah telah meluluskan kita pada uji kelayakan untuk memikulnya. Artinya, kita punya kadar kesanggupan untuk melewatinya. Taklukkan ujian ini, dan Dia akan memberi kesempatan kepada kita untuk meningkatkan kualitas diri.

Bersemangatlah!
Sebab, tiadalah yang Allah inginkan pada diri hamba-Nya, melainkan kebaikan belaka…sesulit apapun itu. Maannajah!

---------------------
Sumber gambar : di sini

Related Posts:

  • Kisah 'Tragis' Kunci KosanKetika hendak membeli dua porsi nasi uduk plus ayam goreng favorit kami (aku dan Dewi) tak jauh dari kosan ba'da maghrib kemarin, tiba-tiba tak dinyan… Read More
  • Saturasi KebahagiaanSudah tiga hari aku tidak keluar dari pertapaan, kecuali hanya untuk "penyambung hidup" alias beli makanan. Hehe... Warung bu Dhe maupun tukang sayur … Read More
  • Ujian dan (h)UjanCaution (!) :  Jika Anda lebih sayang pada waktu Anda, segera tutup halaman ini. Ini hanyalah sekedar curahan hati belaka. Jadi, alangkah lebih b… Read More
  • nge-SPAM aahh... :)Baiklah, sebenarnya ini bukan waktunya nge-blog. Tapi karena aku pengen "refreshing" sekaligus nge-spam, yoweslah, ada sedikit waktu available untuk i… Read More
  • Tak PentingTulisan ini sudah aku tulis lebih kurang 1 minggu yang lalu. Tapi, ketika menulisnya, tiba-tiba quota internetku habis. Dan bahkan email pun tak terki… Read More

3 comments:

  1. sedih liat fotonya kak..
    jadi ingat ortu yag susah cari uang....


    yups....
    semangat!!!

    ReplyDelete
  2. semua pasti akan di uji dalam kehidupan ini

    ReplyDelete
  3. @ Nayo : iyaaah Nayo...ortu yg udah susah2 buat qta yah... :(
    @ Mimir : yupppp..krna begitulah hakikat kehidupan..^^

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked