Apapun yang terjadi, Tetap Ceria dan Selalu Bersemangat! |
Heuu… mungkin ini bukanlah sesuatu yang
penting untuk engkau baca, kawan… Maka, mungkin akan lebih baik jika engkau
lewatkan saja… Hehe…
___________
Dari Syawal tahun lalu, hingga ke Syawal
tahun ini, ada begitu banyak warna yang telah kujalani. Yah, warnanya lebih
banyak dari pelangi. Merah yang bergradasi. Begitu pula hijau dan kuning. Ah,
mungkin memang sederhana saja. Tidak seberliku kisahmu, mungkin. Tetapi,
begitulah warna yang Dia tetapkan untukku…
Dari Syawal tahun lalu, hingga ke Syawal
tahun ini, ada begitu banyak peristiwa yang telah terjadi. Ia nya adalah centrifus
antara berbagai zat rasa : kebahagiaan, kesedihan, kepiluan, penuh harap, jatuh
terhempas tak berdaya, kemonotonan, kesenangan, entah apa lagi itu. Tapi yang
jelas, bagiku, kumpulan rasa itu benar-benar tak lagi mampu untuk
kudefinisikan. Dan, menjadi pilihan kemudian, adalah membiarkannya berpadu
dalam segumpal daging yang ada di dalam rongga dada. Hati.
Pada Syawal 1431 H, tahun lalu, secara
resmi aku dinobatkan sebagai seorang apoteker. Sesuatu yang (sekali lagi) tak
pernah menjadi catatan asaku dahulunya. Sebersit pun tak pernah ter-imaji dalam
catatan-catatan mimpi untuk berdiri di hadapan ribuan wisudawan lainnya dengan
gelar “S. Farm, Apt” ini. Sungguh…
Tapi, begitulah yang telah Allah catatkan
di Lauhul Mahfudz, bahwa pada Syawal 1431 H itu, aku berdiri sebagai seorang
Apoteker, bukan Arsitek atau pun Psikolog. Dan, tiadalah yang lebih indah dalam
menjalani kehidupan ini, selain ketika hidup kita dan asa kita hanyala berjalan
pada kehendak-Nya. Ya, kehendak-Nya saja.
Maka, tahun ini kusebut sebagai tahun pengangguran. Sebenarnya bukan
sepenuhnya juga menganggur sebab aku juga sempat berstatus sebagai APA, ataupun
karyawan. Tapi, hanya sebentar saja.
Setahun menganggur sesungguhnya bukan
sesuatu yang membosankan. Aneh memang. Setiap kali orang-orang bertanya, “Sudah
bekerja di mana?” jawabanku relative sama. “Masi pengangguran”. Lalu, diiikuti
dengan pertanyaan, “Ah, masa iya?? Apa tidak bosan?” jawabku, “Tidak. Aku
sangat menikmati masa pengangguran.” Ya, aku menikmatinya. Bahkan aku merasa
selalu kekurangan waktu. Ck..ck…ck.., pengangguran yang aneh. Dan bagiku,
pengangguran adalah zona nyaman. Ya, safety zone. Kau boleh tertawa dengan
pendapatku. Kau boleh saja terbahak dengan paradigmaku soal ini. Tapi, memang
begitulah yang kurasakan. Sungguh… Sebab aku tak ingin berada di zona nyaman
selalu, maka aku ingin segera menanggalkan status ini. Ya, sebab aku tak ingin
selalu berada di zona nyaman, sementara ada banyak hal yang sesungguhnya bisa
kulakukan. Setidaknya lebih baik dari pada hanya sekedar menganggur (tanpa
status sebagai karyawan di suatu tempat).
Tapi, menganggur telah memberikanku
pelajaran tentang makna “Fantashiru fil Ard” yang Allah katakana dalam surat Al Jumu’ah ayat 10
itu. Bahwa sesungguhnya, bertebaran di muka bumi itu adalah untuk “MENCARI”
karunia Allah… Sekali lagi; MENCARI! Bukan hanya dengan duduk santai dan
menunggu saja. Meski Dia mencurahkan rizki buat yang dikehendaki-Nya, dan
menahannya pula bagi yang dikehendaki-Nya, akan tetapi bukankah ini setelah
adanya ikhtiar paling optimal? Dan, rizki itu hanya untuk yang bersedia
MENCARINYA. Allahu’alam. Maafkanlah, aku memang tak lah faqih. Jadi, jika aku
salah, mohon ditunjuki pada yang benar yaah.
Tahun ini juga adalah tahun non-produktif. Ya, memang tak ada pekerjaan yang membuatku
bisa produktif. Kembali lagi ke poin di atas. Tahun pengangguran. Hee… Tapi,
meski ini adalah tahun non produktif, ini juga berarti tahun kreativitas! Sebab, ketiada-produktifan itu memberiku
kesempatan untuk bisa menuangkan segenap kreativitas. Hehe, meski mungkin
bagimu, ini juga adalah sesuatu yang bukanlah kreativitas yang wahhh…tapiii,
aku hanya sedang belajar menghargai apapun yang aku peroleh meskipun sedikit.
Meskipun bagi kebanyakan orang, ini tak berarti apa-apa. Mungkin! Tahun ini, aku
bisa memuaskan hobiku sepuas-puasnya, mulai dari hal-hal yang berbau jahit
menjahit (horreeee, finally, akhirnya bisa juga bikin rok sendiri pake mesin
jahit, blajar AUTODIDAG, hahaa). Masak-memasak (meski juga masih jauuuuuuhhh
dari baikkk….hee..). Bisa bikin tas sendiri (tas Fathel sudah 3 loooh!). Bisa
bikin buku (ada 2 judul buku, meski belum dipublikasikan jugaaa, hee…). Bisa m’foto-foto
sepuasnya. Nge-desain sepuasnya. Bisa bikin font sendiri. Daaan, akhirnyaaa
juga bisa macromediaflash (sesuatu yang udaah penasaran berraat tapi ndak
bisa-bisa sejak kuliah dulunya). Tahun ini benar-benar jadi tahun yang bisa
memuaskan segala kreativitas… Tahun untuk memuaskan segenap apa-apa yang
disukai. Hee… Ya, untuk sementara, dicukupkan sampai di sini saja dulu. Ada hal lain yang mesti
dikejar selain hal-hal yang disukai di atas. Dan, ciaaaaatttt…..melompati zona
nyaman!
Tahun ini, juga adalah tahun kesedihan,
sekaligus kebahagian dan kebebasan!
Tahun kesedihan. Bohong jika aku tak
bersedih di tahun ini… Ya, aku tentu saja bersedih. Tapi, aku juga bahagia.
Sebab, kesedihan itu mengantarkanku pada kebahagiaan yag sesungguhnya,
sekaligus membebaskanku dari segala pengharapan pada manusia. Aku tak ingin dua
kali terperosok pada lubang yang sama lagi. Aku sungguh tak ingin menjadi
keledai dungu.
Gelombang dahsyat yang seberapapun besar
luapannya, senantiasa kucoba untuk meredam dengan setenang-tenangnya. Di dalam
bergolak, namun di luar tenang. Bahkan tanpa amukan badai. Mungkin riak-riaknya
memang terlihat dengan banyaknya hal-hal konyol yang muncul ke permukaan.
Namun, pada satu masa, rupanya bendungannya jebol. Ia mencuat ke permukaan!
Dahsyat! Menyedihkan!
Ada hal-hal besar yang kemudian kupertaruhkan, untuk kemudian hanya
berujung pada sesuatu yang menyedihkan. Menyesal. Tentu saja aku sangat
menyesal. Semestinya gelombang itu tak perlu meluap. Semestinya ia tetap
teredam dalam amukan di sana.
Tak perlu sampai meluap. Tapi, luapan itu telah benar-benar terjadi. Telah
berlalu pula…
Tak pernah dapat dikembalikan lagi…
Yang bisa kulakukan hanyalah…memperbaikinya
untuk hari-hari depanku…
Sungguh, benar-benar tak ingin lagi berada
pada kondisi yang sama…
Aku hanya ingin, segalanya dilabuhkan hanya
pada-Nya saja…
Cukuplah sekali saja tersalah… Aku tak
ingin untuk yang kedua kalinya…
Maka, tiadalah selain kuserahkan segalanya
pada-Nya, yang hatiku ada dalam genggaman-Nya…
Yah, Dari Syawal 1431 H-Syawal 1432 H,
adalah tahun PEMBEBASAN!
Syawal 1432 H….
Aku sungguh ingin episode transformasi itu…
Menjadi lebih baik dari pada aku-aku sebelumnya, aku yang konyol, aku yang fluktuatif, aku yang down, aku yang bersedih…
Menjadi lebih baik dari pada aku-aku sebelumnya, aku yang konyol, aku yang fluktuatif, aku yang down, aku yang bersedih…
Aku tak ingin aku yang seperti itu lagi…
Aku ingin lebih baik.. Sungguh…
Terkadang, aku sering berpikir—lebih
tepatnya merasa terpuruk—dan merasa betapa aku hanyalah ‘residu’ di ekstraksi
kehidupan. Betapa aku—dengan kefluktuatifan itu—hanya menciptakan banyak
hal-hal yang hanya menyusahkan… Sungguh menyedihkan sekali aku… Sering aku
berpikir demikian. Tapi, bukankah Allah adalah sesuai prasangka hamba-Nya? Bagaimana
bisa aku catatkan sebuah cita-cita kemenangan hakiki di langit asa sementara
aku bahkan berpikir tentang residu saja? Astaghfirullaah…
Mungkin, ketika asaku terpuruk begitu dalam
itu, ketika lukisan mimpi tak seindah potret nyatanya, aku terpaku kepada
diriku yang hanyalah residu. Akan tetapi, bukankah hidup ini tak selalu sesuai
ingin-ingin diri kita saja, wahai diriku? Ya, begitulah…
Baiklah….
Ini bukan sebab residu, insya Allah… Ini
hanyalah uji kelayakan dari-Nya, setangguh apakah engkau menjalaninya? Maka,
jangan pernah berpikir residu lagi…
Yakinlah, setiap diri, BERHAK UNTUK MENJADI
PEMENANG!
Maka, apakah engkau akan memilih menjadi
pemenang itu, atau hanyalah residu yang berarti seorang pecundang??
Syawal 1432 H, aku ingin melintasi zona
nyamanku… Aku ingin mendulang segenap potensi. Aku yakin, setiap orang BERHAK
untuk MENJADI LEBIH BAIK dari masa lalunya… Dan aku yakin, setiap orang BERHAK
UNTUK BERPRESTASI! Prestasi duniawi, maupun ukhrawi…
Maka dari itu… Apapun yang terjadi…, Tetap
Ceria dan Selalu Bersemangat! Bersemangat untuk menjadi lebih baik. Bersemangat
untuk menciptakan perubahan! Bersemangat untuk terus mencari ridho-Nya…
Syawal 1432 H…
Semoga indahnya Ramadhan tetap membias pada hari-hari selanjutnya…
Maannajah, wahai diriku…
Yakinkan dirimu, bahwa kau bukanlah Residu!
Lakukan yang terbaik, dan biarkanlah kehendak-Nya saja yang berlaku atas dirimu…
Semoga indahnya Ramadhan tetap membias pada hari-hari selanjutnya…
Maannajah, wahai diriku…
Yakinkan dirimu, bahwa kau bukanlah Residu!
Lakukan yang terbaik, dan biarkanlah kehendak-Nya saja yang berlaku atas dirimu…
_______________
Syawal 1432 H
Syawal 1432 H
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked