Curhat Tak Penting

Ini hanyalah sebuah postingan alay tanpa melalui processing quality assurance. Cuma curhatan GeJe yang mungkin ndak ada pelajaran yang bisa kamu petik. Jadiii, sebelum terlanjur membacanya dan menghabiskan waktumu hanya untuk sesuatu yang sedikit manfaatnya, mending cawww deeh, baca yang lebih bermanfaat. Hihi....
Yaah, kalo bagiku, setidaknya melepas segala sesuatu yang menggelayuti pikiran ajah nih... Mumpung gratisaaan (halaaaah..., giliran gratiissss ajah, baru deh...hehehe.... Tapi manusiawi kali yak? Wkwkwkwkwk...)
________________________________


Hari ini ujian Farmakoterapi III cukup bikin mood jelek..hehe...
Masya Allah, si Bapak Professor pinter bet bikin soalnya, dan telah suksesss membuat aku jadi kebingungan ketika memilih opsi jawaban... Semua opsi jawaban mengandung jawaban yang bisa diterima logika sehingga bener-bener kesulitan deh buat ngejawab soalnya. Mungkin karena prepare ujiannya yang ndak maksimal dan optimal kali yah? Sehingga ketika ngejawab, akunya jadi ragu-ragu begitu. Huufft.... Oh...my God...

Sehabis ujian, langsung caw ke stasiun Cikini. Dan alhamdulillaah, commuterya ndak penuh-penuh amat. Jadiii, alhamdulillaaaah, bisa duduk! (sebuah kesempatan yang amat sangat langka! Karena biasanya harus melewati 11 stasiun ini dengan berdiri) Hehe...

Nyampe di Pocin, nunggu bikun dan langung ke MIPA. Mampir di kantin mipa, lalu mushalla Izzatul Islam dan jalan kaki deeh ke perpus pusat. Dan akhirnyaaaa, duduk manis deh di depan Mac ini. (hhoho, kali pertama pake Mac. Kagok euy... Masi kebingungan, hihi). Niat awalnya sih pengen cari jurnal (syaelaaaaaahh.... tampak-tampaknya hidupku dua tahun mendatang takkan terpisahkan oleh jurnal. hihi). Eeeh, ndak taunya malah nyasar ke blogger. Berhubung aku akses internetnya susaaaah klo udah pulang ke kosan, jadiii memanfaatkan fasilitas gratis ajah aahh.. hihi. Berhubung ntar sore juga aku mesti kuliah Farmasi Klinis juga (sihaaaaa, kuliaaaaah. Jadi mahasiswa lagi niih. Cihuuuy!).

Tapiii, aku masi kepikiran ujian tadi. hoho. Bukannya nilai oriented nih yah, hanya saja, aku cuma ndak kepingin ajah kalo blajarnya masih acakadut dan sistem kebut-kebutan kayak S1 dulu. Karena sekarang mah oreintasinya beda yah? Bukan nilai, tapi ILMU! Soalnya, rugiiii banget rasanya menyai-nyiakan waktu hanya untuk sesuatu yang ada di atas kertas. Maunya, sesuatu yang ada di dalam batok kepala, dan bermanfaat bagi banyak orang.... Jadi, selepas ini, bener-bener kompeten deh pokoknya (heuu, bisa gak yah kompeten? Uhm....tiada yang tidak bisa bagi yang MAU... insya Allah)

Tapi ndak apalah.....
Ini juga bukan akhir... Toh, materi yang diujiankan itu juga cuma 5 BAB koq dan juga masih ada 9 dosen lainnnya (buanyak bener yak dosennya? Masa farmakoterapi yang 3 SKS ajah dosennya ada 10 orang? hee.... Tapi enak juga siih, banyak sumbernya, banyak juga eksperiens nya, banyak juga ilmunya). Masi buanyaaaak lagi yang mesti kita pelajari, tho? Asalkan tidak berhenti saja untuk belajar lebih banyak. Iya tak? Jadiii, ini semua jadi motivasi tersendiri bagiku untuk terus belajarrr.... Bukan cuma farmakoterapi, tapi juga pelajaran hidup barang kali. Hee...

Seperti halnya opsi-opsi dalam soal ujian, begitu pula hal nya kehidupan ini barang kali. Dalam banyak hal, kita dihadapkan kepada berbagai macam pilihan. Kadang, semua pilihan itu ingin kita pilih, tapi sayang, kita harus memilih salah satu saja. Salah satu yang terbaik yang menjadi jawaban atas dinamisnya kehidupan. Kadang, semua pilihan itu seperti benar adanya. Semuanya adalah pilihan jawaban yang masuk akal untuk dipilih. Tapi, lagi-lagi, kita harus memilih! Ya, harus memilih salah satu opsi saja. Tapi di lain waktu, kadang pilihan hidup terasa begitu berat. Ketika semua opsinya justru terasa berat untuk kita jalani.
Akan tetapi, satu hal saja : selagi kita yakin bahwa Allah pasti pilihkan opsi terbaik untuk kita, maka, kita tentu tak perlu lagi merasa khawatir, bukan?
Jadiiiii, mari bersemangaaaatt!
segalanya sudah Allah catatkankoq di lauh mahfudz.... Jadii, tinggal mengupayaka ikhtiar terbaik saja, tho?! Karena takdir itu adalah di ujung ikhtiar...
Tetap Bersemangaaaaatttt!