Lukisan Asa di Kanvas Kehidupan


Waktu bergulir, silih berganti. Siang menuju malam. Dan malam menuju siang…
Banyak dari episode hidup ini adalah kejutan-kejutan yang benar-benar tak terduga dari-Nya…
Bahkan, kadang kita terheran-heran, sembari membatin “Ternyata begini yaah?”
Dinamisnya  kehidupan mengantarkan kita pada gelombang yang pasang surut. Kadang tinggi menggulung, dan kadang terhempas dan pecah di bibir pantai…
Akan tetapi, begitulah keniscayaan hidup, bahwa ia tak pernah stagnan…
Selalu berubah, selalu dinamis, dari waktu ke waktu…

Merasakan hal yang menyenangkan?
Tentu kita pernah…. Dan kita berbahagia atas itu…
Pun begitu halnya dengan sesuatu yang sama sekali tak menyenangkan, bukan?
Setiap kita PASTI pernah melaluinya… Dan mungkin kita pun bersedih atas itu…

Akan tetapi, kembali kita pada sebuah penyadaran, bahwa tak satu pun dari kejadian di muka bumi ini, termasuk apa yang terjadi pada diri kita, kecuali telah Dia tuliskan di lauh mahfudz…
Menyenangkan, ataupun tak menyenangkan bagi diri kita…

Tentang yang telah berlalu….
Meletakkan masa lalu pada tempat yang lalu adalah pilihan terbaik… Meski mungkin itu bukan hal yang menyenangkan, akan tetapi kita telah diberinya pelajaran, agar tak terulang pada masa mendatang…
Membiarkan diri terus dibayangi sesuatu yang telah lalu, hanya akan menyisakan sebuah penyiksaan bagi hati, apalagi untuk sesuatu yang sama sekali tak menyenangkan…
Yang harus kita yakini, bahwa Dia pasti selipkan hikmah luar biasa bersamaan dengan itu….

Setiap keputusan-Nya atas diri kita, adalah sesuatu yang terbaik yang telah Dia siapkan untuk diri kita, jauh sebelum kita mengenali tentang arti kehidupan dunia. Jadi, apapun yang telah terjadi, semua tak pernah luput dari-Nya. Apa pun itu…

Tentang masa yang akan datang…
Sungguh, kita tak pernah tau, seperti apakah ia nya?
Hanya saja, ketika kita yakin bahwa Dia PASTI akan memberikan yang terbaik untuk setiap jenak kehidupan kita, maka TAK ADA LAGI YANG PERLU KITA KHAWATIRKAN! Ini bukan berarti kita hanya berpasrah diri tanpa ikhtiar, tanpa harapan, dan tanpa cita-cita. Akan tetapi, sebuah ruang yang sengaja kita siapkan di lokus hati, untuk menerima segala catatan yang telah Dia gariskan untuk kita, meski kadang tak bersesuaian dengan catatan asa dan lukisan cita-cita yang kita ukir sebagai sebuah rencana dahulunya…

Maka dari itu….
Bersemangatlah wahai diriku!
Jika setiap jenak-jenak kehidupan memiliki nilai di mata-Nya, maka mengapa tak kau gunakan setiap detiknya untuk kebaikan?
Mannajah!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked