Mapres dan Mahkota

Beberapa bulan yang lalu (tepatnya bulan September 2011, 2 hari setelah wisudanya UI), aku bertemu secara tak sengaja dengan Mapres UI 2011 yang kebetulan juga wisuda 2 hari sebelumnya itu di Bandara Soetta. Berhubung aku mengenalnya karena dia adalah adik kelasku di SMP dan SMA, maka aku menyapanya. Tapi, rupanya dia tak lagi kenal dengan aku. Hee… kasiaaaannn… Mungkin karena aku memang tidaklah terkenal di sekolahku itu, dan aku juga bukan kakak kelasnya ketika di tingkat universitas. Dan sudah 8 tahun tak berjumpa. Sudah barang tentu dia lupa. Tapi, yang paling menarik untuk kuceritakan bukanlah karena dia tak lagi kenal aku, melainkan apa yang banyak orang bicarakan tentang dia (lebih tepatnya mengaguminya).

“Wuihh, beruntungnya orang Tua si Rully itu yah. Dia telah membuat bangga orang tuanya. Pas wisuda kemarin itu, dia mendapat tempat duduk istimewa loh. Pun begitu orang tuanya.” Begitulah komentar beberapa orang (tentu saja redaksional kalimatnya beda yah? Hee…). Tentang tempat duduk istimewa itu, aku pun tahu, karena aku sempat menyaksikannya. Hmm… luar biasa… Karena dari profil yang kudengar, Rully bukan hanya mantap secara intelektual, tapi dia juga bagus interaksi dengan Al Qur’an nya. Pernah exchange ke Utah University di Amrik, dan sekarang tengah melanjutkan studi di Singapore. 

Kata-kata yang ingin kugarisbawahi itu adalah betapa senang dan bahagianya orang tuanya. Masya Allah… 
Ah, sungguh, walaupun aku bukan mapres, aku bukan lulusan terbaik, dan bukan pula seseorang dengan serentetan prestasi, serta tak pernah menjadi exchange student, tapi, aku pun ingin membuat kedua orang tuaku senang dan bahagia.

Tiba-tiba, aku teringat akan pernyataan seorang sahabatku (satu dari sekian banyak sahabat terbaik dalam hidupku), kak Jend, “Aku ingin membahagiakan orang tuaku, dengan mempersembahkan mahkota yang lebih terang dari pada cahaya matahari, di akhirat kelak.”
Allahu akbar!
Kata-kata itu membuat aku tergetar…

Ah, bukan….bukan hanya dengan mapres dan serentatan catatan prestasi untuk bisa membuat kedua orang tuamu bahagia, Fathel…
Tidakkah kau ingin pula mempersembahkan mahkota itu untuk kedua orang tuamu? Tidakkah?

2 comments:

  1. Hhuhu... hiks, benar... aku juga ingin mempersembahkan mahkota itu untuk kedua orangtuaku kelak. Semoga bisa... Doakan aku Mbak Fathel, agar bisa jadi anak sholeh... Masih terus berproses dan belum nyata... Aku juga doakan, semoga Mbak Fathel bisa menjadi salah satu pintu keselamatan dan kebahagiaan orangtua Mbak Fathel di dunia dan akhirat... Aamiin...

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked