Haadza Sabiliy



Huff….
Tiada kata lagi, tiada pilihan lagi, melainkan JALANI SEMUANYA! Jalani.., dan nikmati setiap jenak-jenaknya. Biarkan kehidupan itu berjalan mengikuti ritmenya, biarkan… Apapun itu, tetaplah arungi kehidupan ini. Tetaplah, hingga ke ujungnya, hingga ke akhirnya. Hingga pada stasiun terakhir yang telah ditetapkan-Nya.



Tinggal menguatkan diri dan meneguhkan azzam. Menatap kehidupan dari “sisi putih”nya.

Biarkan… Biarkan masa lalu tetap menjadi milik masa lalu. Masa yang takkan pernah dapat dijemput. Maka, aku takkan melengok ke belakang lagi. Apapun itu, seburuk apapun, jadikan saja plajaran. Bahwa hidup ini adalah pilihan. Dan stiap pilihan adalah konsekuensi. Setiap konsekuensi, adalah sesuatu yang mesti dijalani, sebagai implikasi dari sebuah pilihan itu. Sekali lagi, pilihan! Pilihan untuk memilih. Apapun itu. Dan apapun pilihannya, semoga kita bertekad menjadi yang terbaik pada pilihan itu.

Masa lalu.
Hmm…, sejenak aku pernah terpaku. Padahal, sungguh, kurasa itu adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan. Pada masa yang tak satu kendaraan pun mampu mengantarkannya ke sana. Yah, sebab aku takkan pernah kembali padanya lagi, secanggih apapun dunia nano particle saat ini.

Baiklah, barangkali ini adalah satu titik tolak bagiku. Insya Allah. Aku takkan “kembali” lagi. Tak akan. Kecuali untuk selembar memory masa-masa indah ketika aku diperkenalkan dengan indahnya jalan ini. Ketika aku dibukakan dari kebutaan, dari kejahiliyahan. Masa terindah bagiku. Untuk masa ini, insya Allah, akan kubawa kemanapun kenangannya, agar mengingatkanku bahwa dahulu aku pernah begini, dan semoga menjadikan motivasi bagiku, bahwa aku memang harus lebih baik lagi dari masa itu. Aku harus perbaiki lagi. Harus perbaiki lagi. Karena,…inilah JALANKU! Hadza sabiliy. Inilah jalanku!


Jejak.
Yah, jejak. Biarkan saja ia menjadi jejak, kecuali untuk selembar memory itu. Memory yang mengantarkanku pada “jalan ini, jalan yang teramat indah ini”.Segalanya terkecuali untuk selembar memory bersejarah itu, ingin kusimpan dalam ‘peti’. Lalu, kupaku seerat-eratnya hingga tak satupun dapat menembusnya. Lalu, perlahan…, kuhanyutkan di sungai.

Saatnya menatap lurus kedepan,
yakinlah bahwa skenario-nya adalah skenario terbaik!
karena DIA adalah sutradara terbaik!!

Hanya satu tujuan, yaah..hanya satu saja...
Maka, tetaplah pada tujuan itu...
Tetaplah...

Fastabiqul Khairat!




Ba'da ujian Pharmaceutical Care, menjelang ujian Resep...^^
Semangaaaat!!!


0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked