Subhanallah..., Ia...Luar Biasa....




Subhanallaah…
Subhanallah…, sungguh luar biasa kakak itu. Sungguh luar biasa. Aku benar-benar dibuatnya kagum. Sosok yang bisa jadi panutan. Subhanallaah.

Ia adalah seniorku. Kakak tingkatku. Dan kami berbeda cukup jauh. Ketika aku tahun satu dulu, ia sudah duduk di bangku profesi. Beberapa hari yang lalu, aku berjumpa dengannya di koridor rumah sakit. Waaah…, sungguh, aku jadi terinspirasi, pengen menuliskannya, pengen curhat tentang dia.

Sosok itu, aaah….entahlah, aku dan teman2 kagum. Sungguh. Yang pernah kudengar dari cerita-cerita orang2 tentangnya selaluuuu saja adalah kebaikan. Selalu saja kebaikan. Di belakangnya, orang-orang menceritakan nilai-nilai positifnya dia saja.

Ketika bertemu dengannya, seperti ada kesejukkan. Wajahnya yang teduh. Bersahaja. Bersahabat. Riang, dan ramah. Meski, di bandingkan yang lain, kakak itu memiliki kekurangan di segi fisik, tapi betapa pun itu, sungguh kelebihannya menutupi semuanya. Dan itu semua tidak menghalanginya untuk berkreasi dan membuat hal-hal positif. Sungguh luar biasa. Subhanallaah.....


Dalam berteman, ia tak pendang siapapun orangnya. Ia selalu mengingati nama2 orang2 yang pernah dikenalnya. Dan, selalu responsive dan mengapresiasi siapapun. Bahkan, teman2 yang suka ngeband, yang ngerokok di kafe, tetap saja diperlakukannya dengan sikap baik yang tentu saja yang jauuh lebih baik dari akhwat lain memperlakukan. Hingga, banyak di antara mereka yang terheran-heran. Mungkin pikirnya, “koq ada yaah, akhwat2 yg sampai ingat namaku, walau sudah beberapa tahun tak jumpa?”

Dan yang lebih menarik lagi, sungguh, semua yang pernah menjadi mutarabbinya sangat terikat hatinya dengan ia. Banyak teman2 pentolan kampus yang dulunya dulunya masih nge-jeans, yang ga pake jilbab, lalu kemudian hijrah lewat bliau. Sungguh. Sungguh luar biasa. Humm…, kalau diitung2, onta merahnya udah berapa yaah?

Satu hal yang kemudian aku garis bawahi dari kisah kakak itu. Nilai lebih darinya adalah pancaran runiyahnya yang bagus. Sungguh, ia berkata, ia berbicara itu, “Birruuh”. Sebab, setiap melihat dia, orang-orang akan mengingat Allah. Dan sebaik-baik orang adalah ketika kita melihatnya, kita akan ingat Allah kaan?

Subhanallaah…
Aku banyak belajar dari kakak itu. Semoga sepenggal kisah ini bisa sama-sama kita ambil hikmahnya. Terutama bagi diriku sendiri.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked