Resistensi Hati



Hiyyyaaaaa…, kyaaaa…, ada yang terkena penyakit infeksi? Waaa…, mungkin banyak yaaa. Baik itu infeksi yang di dalam (mau typus kek, mau hepatitis, mau batuk, mau flu, mau bronchitis, atau infeksi di luar kaya luka pasca jatuh, luka bakar, atawa mau apppaaaah ajah! (lho? Koq mau sakit sihh??). Kalo sebelumnya diriku pernah nulis soal infeksi (iman), sekarang aku mau nulis soal pengobatannya. Antibiotika dan resistensi berikut kaitannya dengan hati. (lha, ini hubungannya apa??? Hoho. Insya Allah ada hubungannya. So..so…, yuuuk, qta tlusuri lebih lanzuuuuttt…

Humm…, ada pemahaman yang keliru di masyarakat. Jika lukanya ndak kering2 dalam tempo lebih dari tiga hari, kadang2 orang-orang sukanya membeli antibiotic, semacam penisilin, tetrasiklin dan silin-silin lainnya, lalu ditabur di lukanya! Dengan dalih, “Ini manjuuuur loooh! Langsung sehat!” Ya iya laah, dengan kadar segitu banyak, so pasti langsung keder ntu bakteri. Keder brarti dorman, belum mati. Dan, dosisnya pun tak bisa diitung coz yang ngasi suka “leage artist” or suka-sukanya ajah, tergantung besarnya luka, dan waktu pemberian pun biasanya tak mencukupi 3 hari.
Tapi…tapi…, banyak yang tak menyadari, bahwa ADA BAHAYA DAHSYAT YANG TENGAH MENGINTAI! (haduuww, lebay banget deh!). Tapi, ini serius looh. Adalah PEMAHAMAN YANG SALAH ketika tindakan di atas dilakukan. Kenapa? Karena hal tersebut menimbulkan Resistensi bagi si pengguna! Dan ini sangat BERBAHAYA!....




Selain itu, jika berobat ke dokter, pas lagi demam2 gituh, kan biyasa dikasi antibioik sama dokternya, sering kali pasien tidak menghabiskan tuh obat sampai tuntas. Kalo udah berhenti demamnya, makan antibiotiknya jugah dihentikan. Nah, ini JUGA ADALAH PEMAHAMAN YANG SALAH DLM DUNIA PERUBATAN. Sebab, dua hari pasca demam, bakterinya hanya dalam posisi dorman, belom ko-id beneran. Kalo udah skitar 7 hari (atawa sehabis obat yg dikasi dokter), baru bisa mati. (tergantung bakterinya apa siih). Makanya, kalo dapat obat antibiotic (yg lazim ntu adalah amoxsicillin, tetrasiklin, golongan sulfa, Trimetoprim, ciprofloxacin, de es te), jika tidak dihabiskan juga akan menimbulkan resistensi. Dan, sekali lagi, ini BAHAYA!


Lalu, apa siih, resistensi itu sebenarnya?? Resistensi itu adalah kemampuan si mikroba untuk dapat bertahan idup di tubuh qta terhadap antibiotic tertentu. Karena apa? Karena, kan tadinya bakterinya dorman (tidak aktif/tidur) trus penghentian pemakaian antibiotic sebelum waktunya menyebabkan mikroba tersebut bangkit lagi, nbangun lagi, trus bisa memodifikasi system di tubuhnya (umunya gen nya) agar mampu bertahan jika serangan dari antibioik yang bersangkutan datang lagi karena ia sudah imun. Jadi untuk membunuhnya, harus ada peningkatan dosis. Lha, mau ditingkatkan sampai berapa dosisnya? Bisa toksis atawa menjadi racun ntar di tubuh kita. Kan jugah ada terapeutik window (alias jangka dosis untuk pengunaan obat), kalau terus ditingkatin dan terapeutik window terlewati, jadnya yaaa: RACUN!

Nah looh, resistensi itu bahaya kaaaan? Bayangkan jika semua antibiotiknya resisten!! Di luar negeri, perhatian pakar kesehatan terhadap resistensi itu sangat tinggi! Sangat hati-hati. Soalnya, nemuin obat baru itu ga gampang. Butuh waktu puluhan taon, dengan dana minimal 2 milyar US Dollar (kalo dirupiahkan, brapa yah?). Indonesia Mana sanggup! Makanya, Indonesia belum bisa produksi obat sendiri. Padahal ahlinya banyak looh.

So..so…, patuhi cara penggunaan obat. Jangan gunakan antibiotic sembarangan (apalagi sampai nabur di luka segala!). dan yang terpenting, TANYAKAN PADA APOTEKER KAMU bila kamu menemui kesulitan dalam pengobatan dan sgala sesuatu yang berkaitan dengan obat! (hehe, sosialisasi PP 51 tahun 2009 nih yeee).

Trus hubungannya sama hati, apa? Hehe…, semua obat dimetabolisme di hati. Jadiiii….(hooho, gak! Gak ini maksudku). Aku hanya ingin mengambil sikit analog saja dari sebuah proses resistensi.

Ketika resistensi terjadi, maka…ia akan dapat bertahan, dan..akan terus minta dan minta ditingkatkan dosisnya. Terus..dan teruss…. Begitu pula, dnegan kelalaian hati, jika ga diobati dengan tuntas, dia akan terus dan terus ngajak kepada kelalaian, dan kelalaian lagi. Karena, sifat kelalaian ntu kan istimror alias berketerusan. Jadiiii…, yaa gitu deeeh. Jangan sampai kelalaian itu resisten di hati qta sehingga ia akan menuntut kelalaian lebih banyak…. Allahu’alam…
(ini utk mengingatkan diriku dulu tentunya)

Semoga bermanfaat bagiku, bagimu dan bagi kita semua….

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked