Januari

Januari itu…nama bulan! Hihi…ya iyalah. Siapapun juga tahu.
Tapii…kadang, ada semacam ketakutan yang tak bisa kudefinisikan bagaimananya, setiap kali memasuki Januari. Setidaknya dua tahun belakang.
Aku tidak sedang berspekulasi dengan tanggal maupun bulan hoki. Mana ada hoki-hokian?!
Dan, sejatinya, bukankah setiap pertambahan detik yang kita lalui memiliki arti yang sama dengan pengurangan jatah hidup kita? Setiap hari adalah demikian. Bukan hanya januari saja.
Yaph…memang begitulah adanya, bukan?

Hanya saja, pada salah satu tanggal di bulan Januari, di mana tepat ketika angka-angka tahun yang kulalui itu berada di titik DELAPAN BELAS, aku menorehkan lukisan untuk januari tahun lalu, hingga januari tahun ini. Dan ternyata potret nyatanya… Belumlah bersesuaian dengan lukisan-lukisan itu. Hehe.

Tidak mengapa.
Hanya ada dua penyikapan untuk segala jenis keadaan seorang mu’min seharusnya. Syukur dan sabar. Lalu, menjadi baiklah semua keadaan kemudiannya.

Maka, seharusnya adalah…membekali diri dengan keyakinan bahwa tiada kesulitan yang tak disertai dengan kemudahan. Sepahit apapun itu. Insya Allah, akan ada sesuatu yang manis yang tengah Allah siapkan setelah suatu kepahitan… Allah lebih tahu mana yang terbaik… Jadii, serahkan saja segala urusan pada-Nya. Pun jika hendak menggantungkan harapan…jua cukuplah hanya pada-Nya saja…

Baiklah…
Tersenyumlah untuk januari kali ini. Jika Allah masih meminjamkan kehidupan, maka…yang semestinya dilakukan adalah…melakukan yang terbaik. Mengingat dan senantiasa mengingat bahwa sewaktu-waktu, bahkan beberapa detik lagi, bisa saja ending dari kehidupan ini berakhir. Jika masih menginginkan penutup dari hari-hari itu adalah dengan amalan terbaik, maka…lakukanlah. DARI SEKARANG!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked