Mematangkan Hidup

Masak-masak-masak....hehehe
Hemm…. Memasak.
Apa yang terjadi jika kita memasak dengan api yang besar?
Hoho, tentu saja masakannya akan gampang hangus. Jika pun tidak hangus, di bagian luarnya matang tapi di bagian dalamnya masih mentah. Apapun jenis masakannya. Mau goreng pisang kek, mau goreng tahu kek, mau bakwan nek. Hee…
Lalu bagaimana? Yak, bener sodara-sodara! Jika ingin masakannya matang dengan sempurna, maka yang mesti disetel itu tentu saja api yang sedang. Tidak terlalu besar. Dan tidak pula terlalu kecil (yang membuat kita berlumut pulak nungguinnya..hihi). Sebesar apa apinya, maka…kemudian pengalaman bicara. Jika sering-sering (belajar) memasak, pada akhirnya akan mengerti sendiri sebesar apa sih api yang ideal sehingga apapun yang di masak, menjadi matang hingga ke lapisan terdalam sekali pun. Hehe.

Semua ini memberi kita pelajaran berharga.
Bahwa mematangkan sesuatu, TIDAK BISA dengan segalanya serba cepat dan serba instan belaka. Semuanya butuh proses. Dan juga, butuh kesabaran. Iyaah, k-e-s-a-b-a-r-a-n. Sering kali sesuatu yang serba instan, yang hanya ingin cepat saja, memang terlihat matang dari luarnya. Kelihatan bagus dari luarnya. Tapi…masya Allah, ternyata di dalamnya masih mentah.

Pada akhirnya, pengalamanlah yang mengajarkan kita tentang mematangkan sesuatu. Mematangkan dengan kematangan yang sempurna. Bukan kematangan setengah-setengah. Yang hanya matang di luar saja, tapi mentah di dalamnya.

Apapun itu…mozaik kehidupan kita. Mereka punya lokus-lokus tersendiri untuk mematangkannya. Kemudian, yang demikian itulah yang mengajarkan kita untuk menjadi lebih dewasa dan bijaksana dalam menyikapi setiap peristiwa kehidupan itu sendiri. Sebab, hanya sejenak saja waktu yang kita punya. Untuk mempersiapkan hari-hari yang panjang. Hari ketika segala sesuatu di balaskan. Lantas, hendak ke manakah hendak diarahkan langkah? Kepada kesengsaraan yang tiada berujung kah? Atau kenikmatan yang jua tiada taranya? Inilah saatnya kita mematangkan arah!

Aih, begitulah kehidupan mengajarkan kita…
Sebab semuanya adalah pelajaran…
Yup, pelajaran berharga bagi kita.
Asalkan kita bersedia (sedikit saja) mengambilnya.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked