Aku Bahagia Menjadi Aku Apa Adanya


Aku bahagia menjadi aku apa adanya.
Tak peduli apapaun yang kau, dia dan mereka katakan,
Aku bahagia, dengan apapun yang Allah anugrahkan padaku,
Tak peduli apakah akan ada puji atau cerca…



Aku tahu, “vonis” itu memang sangat pahit… tapi toh, aku memang harus menjalaninya.
Mungkin, orang-orang mengenalku sebagai sosok yang selalu ceria, selalu bersemangat… Tapi, tentu tak semuanya tahu, tentang bagimana aku yang sebenarnya…Tentang beban-bebanku, tentang permasalahanku, tentang banyak hal…

Ah, trima kasih ya Allah, atas perjumpaanku dengannya. Seorang kakak yang menularkan semangat, setidaknya bagiku. Pertemuan kami tak sengaja, di sebuah koridor rumah sakit ini. Ketika itu, aku sedang bercanda dengan salah satu pasien kami yang rawat jalan dan si kakak itu adalah seorang ahli fisoterapi yang merupakan therapist langganan adikku si paisen itu. Kemudian, kami malah terlibat perbincangan seru. Padanya, aku belajar banyak hal…

“Bersemangatlah selalu. Jangan pernah perlihatkan pada orang lain bahwa kamu sedang dalam masalah. Apalagi kepada pasien. Seberat-berat apa-apun beban yang kamu hadapi, sungguh ada yang lebih berat darimu. Jadi, nikmati saja.” Pesannya.

Hmm…benar! Nikmati saja! Bagaimana kalau kita jadikan saja dunia ini secerah pelangi? Seceria kelinci (heee..koq kelinci yah?). Ringankan saja, tanpa beban, seperti anak-anak TK yang tak perlu memikirkan banyak hal. Heee…

Tapii, ada satu hal yang harus kuyakini, bahwa sungguh, semuanya belum terjadi, dan dapatkah aku meyakini sesuatu yang sebelum itu terjadi? Tentu saja tidak. Pasti, pasti akan ada scenario indah dari-Nya yang bahkan tak pernah kita duga. Jadii, tinggal menyerahkan segala urusan itu pada Rabb saja.

Okeh??
Semangaaat!

Related Posts:

  • Kenapa PNS??? Perjalanan 70 km pp, menuju Ibu Kota Kabupaten. Hmmph… Sejujurnya, aku jarang sangad mengunjungi ibu kota Kabupaten sendiri. Hehe. Abisnya, posisin… Read More
  • Setelah Lima Tahun! MNI penuh kenangan.... Akhwatifillaah…. 5 tahun yang lalu, kita berkumpul di tempat yang sama… Bersama, meneriakkan takbir mengepalkan tangan… Saa… Read More
  • Rindu Kita Sama! Apakah dirimu masih ingat majalah Annida keluaran jaman tempoe doeloe? Kisaran tahun 2003 atau 2004-an lah! Jika ia, maka kita memiliki kerinduan ya… Read More
  • Hadiah Akhir Tahun “Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang a… Read More
  • Hanya Ilusi! Ini masa di mana aku begitu takut mendengarkan denyut jantungku sendiri… Semoga…semoga hanya sebuah ilusi. Tak lebih! لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَ… Read More

7 comments:

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked