JASSO in Memoriam

Pada mulanya pengin bahas Obgyn, eehh…malah nyasar di sini. Hee… Maklumlah, sudah lama tidak berjumpa ‘dunia tanpa tepi’ bernama internet. (Tinggal di manaaa, neng? Hutan belantara yak? Hihi…). Hmm…meski di dunia secanggih dan penuh kemasakinian ini, koneksi ke ‘dunia tak bertepi’ hampir-hampir menjadi kebutuhan hampir setiap orang hampir di berbagai tempat, tapi, aku juga hampir mencoba mengurangi ketergantungan terhadapnya. Hoho, internet addict nih critanya? Hihi… Padahal sedang butuh-butuhnya yak? Ko malah memilih mengurangi? Yaoouu, karena ujiannya lebih sulit ternyata. Hee… (heiii, ngaur neng!).

Cerita apah yak? Hmm…cerita yang udah basi ajah deh. Mana tau setelah diangetin, masi bisa dikonsumsi (hihi, dasar anak kos!). Kurang dari 2 pekan lalu, aku dan dua temanku mengunjungi pemarena JASSO di JCC. Nah, JASSO itu sendiri aku tak tau kepanjangannya apah, hehe. Tapiiii, yang jelas tema besar yang diangkat di sana adalah : PAMERAN (plus seminar kayaknya) tentang PENDIDIKAN DI JEPANG. Jadiii, ada beberapa stand-stand universitas di negeri sakura itu mulai yang negeri hingga yang swasta, bahkan juga lembaga bahasanya.

Aku berada di antara 2 teman yang memang memiliki animo yang begitu tinggi untuk melanjutkan studi ke negeri Sakura. Selain mengkoleksi berbagai informasi mengenai beasiswa, universitas, dan tetek bengeknya, mereka ini juga udah pinter bahasa Jepang. Aku?? Haha, paling juga tau beberapa kata, Arigatou gozaimasu, ganbatte kudasai, sugoi, ogenki desuka, daaaaan watashiwa anatawa aishiteru (haha, yang terakhir iniiiiiih….cepeeett deh….hihi). Katakana-Hiragana apalagi! Adekku yang masi SMP lebih jago dari aku dalam hal tulis menulis hurup Jepang. Aku mah kaga tau sama sekali. Sama sekali!



Jadiii, ketika menghadiri pameran itu, aku Cuma ketiban euphoria-nya mereka ajah. Hee… Tapi, ketika aku melewati stand Kyoto University, ada rasa ketertarikan yang begitu besar. Mungkin, karena Kyoto University memiliki sejarah tersendiri dalam perjuangan menyelesaikan S-1. Hehe. Hmm….begini ceritanya. Ketika S-1 dulunya, aku penelitian di proyek genomic-nya SCEAS-Kyoto University. Ini merupakan medical research yang mereka adakan khusus membahas masalah bakteri pathogen yang punya gen virulent penyebab diare yang bekerja sama dengan Indonesia (khususnya kampusku di fakultas farmasi dan fakultas kedokteran). Kami cukup sering berinteraksi dengan assistant professor-nya (dan langsung di-training sama asisten prof nya buat nge-running PCR dan elektroforesis), dan juga pernah dua kali bertemu langsung Professornya.

Dahulu, memang pernah ada cita-cita yang terbersit di hati, untuk bisa lanjut studi di Kyoto University (heuu…bisa tidak yah? Hehe). Tapi, hanya sesaat saja. Karena, aku merasa itu terlalu jauuuhhh dari diriku. Apalagi karena aku juga bukan orang yang begitu studi oriented. Hihi… Jadi, bagiku ketika itu, yang penting aku bisa menyelesaikan penelitian ini dengan segera dan tamaaattt. Hoho.

Tapii, melihat betapa kuatnya keinginan temanku itu, dan betapa berbinarnya mata mereka melihat hal-hal yang ‘berbau’ pendidikan, sepertinya memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi diriku. Jika pun tidak Jepangnya, setidaknya Semangatnya! Sebab, kesempatan itu terbuka lebar HANYA BAGI ORANG yang BERSEDIA MENCARINYA. Hanya bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Dan aku sangat merasakan itu. Setidaknya, aku mendapati pelajaran tentang kesungguhan yang terpancar lewat mata mereka. (Kan secara system persyarafan, bagian otak yang terlihat dari luar adalah mata. Dan mata memiliki koneksi langsung ke otak. Tapi, apah hubungannya yah, sama pembahasan kita kali ini? Hee…).

Bagi orang yang berusaha sungguh-sungguh, segalanya adalah BISA. Semuanya adalah MUNGKIN UNTUK DILAKUKAN. Man jadda wajadda, begitu manteranya Negeri Lima Menara. Karena kompetisi pun pasti akan dimenangkan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh kan ya?
Ya, jika pun belum mendulang kesempatan untuk belajar di negeri Sakura, setidaknya pameran JASSO telah mengantongiku semangat untuk lebih bersungguh-sungguh. Karena, bagi orang yang bersungguh-sungguh, segalanya menjadi mungkin adanya. Semoga suatu saat, aku memperoleh kesempatan yang sama. Berkelana ke berbagai negeri, menuntut ilmu-ilmu yang memberikan kemanfaatan. Aku ingin, suatu saat berada di antara Pharm D lainnya, dan memiliki kompetensi tentang itu. Aamiiin, Allahummaa aamiin. Aku juga ingin punya ilmu kayak Pharm D walaupun di Indonesia belum ada PharmD. Walaupun di Indonesia harus melewati pendidikan spesialis dulu. Tapii, aku pengin banget bisa kayak Pharm D (kalo perlu FCCP kaya’ Prof Dipiro, hehehe).
Mungkin cita-citanya masih terlalu jauh. Jangankan bisa berada di antara Pharm D, obat-obat saja belum kukuasai. Tapiii, aku selalu yakin bahwa PANJANG PENDEKNYA NAFAS PERJALANANKU MENUJUNYA, ADALAH SEJAUH MANA CITA-CITAKU. Tetap semangaaaaattt dong!

2 comments:

  1. Amiin...Allahumma amin...semoga impiannya tercapai uniqu..^^ (tapi uni, ttg dua org teman yg euphoria itu rada lebay deh...) SUMANGAIKK!!! Semoga UTSnya sukses uni.

    ReplyDelete
  2. aamiiin...jazakillaahu khoir do'anya yah dewi kuuu...^^


    SUMANGAIK!

    ahaha, lebay yah wii? hihihi

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked