Ini Untukmu, Wahai Diriku

Mengapa masih bertanya tentang kesejenakkan dunia, wahai diri? Tidak cukupkah penjelasan Rabb-mu tentang dunia yang hanyalah permainan dan senda gurau belaka? Tidak cukupkah bagimu penjelasan-Nya tentang waktu di dunia hanyalah satu kedipan mata jika harus disandingkan dengan hari keabadian itu? Tidakkah kau hitung seberapa besar bandingannya antara satu hari akhirat dan seribu tahun dunia? Sungguh, kesejenakan ini juga PASTI akan berakhir dengan terpisahnya antara ruh dan raga. PASTI terjadi pada tempat dan waktu yang takkan pernah dapat kau duga…
                              
Jika hanya dunia yang menjadi tujuanmu, maka sungguh betapa sederhananya dan singkatnya cita-citamu itu. Sementara, segalanya sudah PASTi akan berakhir. Lantas, apakah kau masih punya alasan untuk itu semua? Tentu tidak bukan? Tidakkah kau rindui kebahagiaan yang tak pernah berkesudahan itu? Tentu engkau pasti merinduinya, bukan? Lalu, mengapa masih terpaku?

Wahai diri, satu hal yang perlu engkau sadarkan, bahkan berulang kali, bahwa tak selamanya ingin-inginmu saja yang berlaku atas hidupmu. Karena, bahkan engkau sendiri tak mengetahui apa yang terbaik untuk dirimu! Tapi, Dia-lah, Rabb-mu, yang Maha Memiliki segala Keputusan. Dia lebih mengetahui apa yang terbaik untukmu lebih dari pada apa yang engkau inginkan belaka…

Wahai diri, jangan pernah bersedia untuk diiming-imingi dengan kebahagiaan semu yang dijadikan terasa begitu indah oleh setan la’natullaahi ‘alaih… Karena belum tentu sesuatu yang engkau sangka bahagia itu akan mendatangkan kebahagiaan yang sesungguhnya bagi hatimu. Tapi satu hal yang pasti adalah, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika kau menjalani apa yang telah Rabb-mu tetapkan dengan penuh keikhlasan dan menerima segala keputusan-Nya, meski mungkin terasa berat bagimu…
Jika kau sudah sangat yakin bahwa segala keputusan terbaik ada di tangan Rabb-mu, lantas apakah kau akan mencari-cari alasan lain untuk itu? Tak ada manusia yang tak menginginkan yang terbaik, bukan?!

Itulah sebabnya mengapa perjuangan ini adalah sulit, wahai diri. Sebab, harga surga itu tak murah. Maka, biarlah dirimu berpeluh payah saat ini, karena ini adalah untuk kebahagiaan abadi itu. Apalah gunanya engkau membiarkan kesenangan semu membersamaimu saat ini, jika pada akhirnya adalah sebuah kesengsaraan yang tiada lagi taranya. Na’udzubillaah…

Sekali lagi, biarkanlah kehendak-Nya saja yang berlaku atas dirimu, wahai diri… Biarlah kehendak-Nya saja… Karena, tak semua apa yang kau inginkan itu menjadi wujud nyata. Bukankah sudah berkali-kali kau menghadapinya? Biarlah Dia saja yang menjadi penentu segala keputusan itu, wahai diri… Dan bukankah kau juga telah pancangkan dengan kukuh dalam hatimu bahwa tiada lagi pengharapan pada makhluk? Tiada lagi pengharapan pada manusia. Cukuplah Allah…Cukuplah Allah….dan Cukuplah Allah saja tempat engkau menyandarkan harap! Cukuplah Dia saja… tiada selain itu…

Jagalah Allah di hatimu, maka Dia pun akan terus menjagamu… Jangan biarkan dirimu berlepas diri dari-Nya… Sebab kau tak pernah tau, akan seperti apa terminasi hidupmu… Di manakah, dengan cara bagaimanakah, dan pada waktu apakah, kau tak pernah tau… Karena kau tak pernah tau, maka kau perlu bersiap diri….


______________________
Di saat segalanya terasa begitu berat….
Depok, 5 Dzulqo’dah 1432 H

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked