Itulah Sebabnya Mengapa…

ingatlah hari ituuu...


Itulah mengapa hidup tak pernah mudah untuk kita jalani,
Itulah sebabnya mengapa akan selalu ada ujian yang menyertai,
Itulah sebabnya mengapa selalu ada barier ketika melewati setiap tikungan kehidupan…
Sebab, surga-Nya itu juga tak pernah dapat diperoleh cuma-cuma…
Bahkan, mungkin saat ini, belumlah kita memiliki harga yang pantas untuk menebus tiket menujunya…
Menuju hari-hari yang  tiada lagi barier, tiada lagi kesulitan, melainkan hanyalah kenikmatan yang tak ada kata yang dapat mewakilinya…
Akankah kita menjadi bagian dari itu?
Akankah? Setelah begitu banyak defek pada setiap amalan-amalan kita, yang juga bahkan masih sedikit!
Astaghfirullaah…

Ya, memang!
Memanglah demikian adanya…
Bukan hanya dari luar, bahkan dari diri kita sendiri…
Setiap amstrong langkah, pasti akan ada ujiannya…
Bukan mudah untuk bertahan,
Bukan mudah untuk tetap senantiasa berada pada satu jalan setapak menuju-Nya…
Sebab, selalu ada godaan pada persimpangannya…selalu ada godaannya…

Ah, tidak!
Lebih mengerikan jika kita menyerah pada kehidupan.
Sebab, Allah telah menakar kadar kesanggupan kita…
Sebab, PASTI ujian akan selalu berada pada range antara titik minimum dan maksimum kadar kesanggupan itu saja, takkan pernah melebihi…
Maka, mengapa di banyak waktu, kita sering menyerah, jika Allah saja telah mempercayakan ujian itu pada diri kita? Mengapa hanya berhenti pada titik ini jika Allah telah menakar kesanggupan kita untuk melewatinya?
Bukankah sudah sama-sama kita tahu bahwa memang bukan mudah untuk meraih tempat penuh kenikmatan yang tiada berujung yang di sana tiada lagi kesengsaraan itu? Bukankah, memang tak mudah?

Ah, kesulitan itu hanya sebentar, wahai diri…
Bahkan perbandingannya mencapai satu berbanding tak berhingga, jika disandingkan dengan hari yang tiada lagi tawar-menawar itu…
Apakah akan kita biarkan diri kita bersenang-senang pada masa yang sesaat, jika pada akhirnya ujungnya adalah kesengsaraan pada tempat yang tak lagi mengenal dimensi masa?
Na’udzubillaah…
Maka, bertahanlah, dan mendekatlah pada-Nya selalu, wahai diri…Agar kita tak tergelincir pada licin dan terjalnya jalan….
Karena hanya milik-Nya sajalah segala kekuatan…
Jika kita telah bergantung pada Sang Maha Pemilik Kekuatan, lalu alasan apa lagi yang membuat kita lemah dan menyerah?

Percayalah, ini hanyalah sebentar dan sementara…
Selalu ada dimensi waktu, dan PASTI ada akhir!
Tapi, ke-sebentar-an inilah yang kemudian menjadi PENENTU,
Akan bagaimanakah nasib kita pada tempat yang tiada lagi mengenal dimensi waktu dan TIADA AKHIR itu?

Ingat-ingatlah, tentang hari yang akan memutus kita dengan segala dimensi waktu itu…
Ingat-ingatlah, wahai diri kita…
Semoga penutup kesejenakan ini adalah benar-benar dengan prestasi dan amalan terbaik kita di hadapan-Nya (hanya di hadapan-Nya, bukan d hadapan manusia!)
Allahumma aamiiin…

Maka, peganglah aku, sahabat, ketika aku mulai terjatuh….
Kokohkan aku, ketika aku mulai gamang menapaki hidup ini…
Sanggalah pundakku, ketika aku mulai oleng,
Karena aku tak ingin sendiri,
Aku ingin, kita bersama-sama saling mengokohkan…
Karena, kesendirian dan infirodi, hanya akan membuat diri kita begitu mudah diterkam keterjatuhan…
Karena kita memang tak pernah bisa sendiri…
Juga karena, cita-citaku adalah…kita bersama-sama memasuki tempat penuh kenikmatan itu.
Sekali lagi, bersama-sama!
Bukan sendiri!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked