Anak-Anak dengan Kecerdasan Emosi


Kali ini, aku pengen cerita tentang anak-anak yang luar biasa. Hee…
Ketika aku lagi ikut rombongan visite, dan mau masuk ke ruang kelas 2, tampak seorang anak yang umurnya kira-kira 7 atau 8 tahun lah. Kira-kira kelas 2 atau 3 SD lah yang sedang mendorong kursi roda kakeknya menuju ruang fisioterapi.

Subhanallaah…
Aku kagum pada anak itu. Dia dengan ukuran badan yang malah hampir sama tinggi dengan kursi roda itu, ia mendorong kakeknya yang sedang terkena stroke (segera deeh, aku jadi paparazzi, ngambil fotonya, heee…). Beberapa saat setelahnya ketika kakeknya sudah di ruang fisioterapi, tampak dia membawa satu bundelan kain kotor. Sepertinya dia hendak menuju ruang cuci. Mencucikan baju kakeknya.
Masya Allah, di umurnya yang segitu muda, dia sudah memiliki kecerdasan emosi yang luar biasa. Bukan berarti orang tuanya dengan kata lain anaknya si kakek tidak ikut menjaga, tapiii, dia tetap saja bersegera mengerjakannya.

Di ruang stroke juga, ada seorang anak lagi, masih kelas 3 SD yang juga memiliki kecerdasan emosi yang luar biasa. Ketika kakeknya minta minum misalnya, dia langsung segera mengambilkan, padahal ada orang tuanya, ada neneknya di sana. Di kala waktu senggang, sang kakek di pijitnya. Disuapnya dadanya yang sesak. Bukan hanya itu, dia juga menghibur seorang nenek lain yang berada di satu ruangan yang gak punya keluarga. Mengajak sang nenek bercerita dan menghiburnya. Sungguh, aku kagum pada anak-anak itu.

Sementara, di tempat yang sama, ada seorang ibu-ibu yang sangat membenci anak-anaknya karena anak-anaknya menelantarkannya. Dia yang terbaring sakit, tidak ada yang menjaga, tidak ada yang membantu, dan tidak ada yang menyiapkan makanan, mengambilkan obat dan mencucikan pakaian. Sampai beliau berkata, “Aku kalau udah sehat, akan menjual rumahku lalu aku pergi naik haji. Setelahnya, aku mau tinggal di panti jompo aja. Astaghfirullaah…kasihan ibunyaa…

Ah, walaupun aku memang kurang setuju ada anak-anak di rumah sakit, tapi tetap saja aku jadi banyak belajar dari anak-anak itu. Belajar tentang kecerdasan emosi mereka. Bahkan di umur yang masih sangat hijau (loh, koq hijau yah??heee...), masih tahap belajar sudah memperlihatkan emosional yang begitu cerdas. Lagi-lagi, Kembali kepada lingkungan pembentuknya dan polas asuhnya, kali yaaaah??? Jadiiii, cerdaskan dulu emosi “madrasahnyaaaa”. Heee…

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked