Layaknya Lock and Key


“Assalaamu’alaykum? Pak, alah makan Pak? Baa rasonyo kini? Lah ado ansuran, Pak?”
heee…, ini pertanyaan rutin pagi2 kalo udah monitoring.
“Ndeh, lun ado ansuran lai doh Nak.”
Atau,
“Alhamdulillaah, lay ado ansuran kini, Nak.”
(tambahannnya, “Lai ado ansuran jo perkembangangannyo. Kalau kapatang bamanuang-manuang surang, kini lah pandai galak-galak surang!” Wakakaka…, ngaco banget!!! Ga ding! Yang belakangan mah becandaan ajah!)

Humm…sekarang pertanyaannya adalah “Kenapa obat itu adayang berefek ada yang tidak?”
Hayyoo…kenapa coba?
Knapa? Knapa? Knapa?

Sejauh penerawanganku (hahay, sejak kapan pulak suka menerawang2 niiih? Heee), obat hanya akan berefek jika telah berikatan dengan reseptor. Ikatan antara obat dan reseptorlah yang kemudian menghasilkan apa itu yang disebut dengan efek, yang pada ujung-ujungnya akan menjadikan “sehat”. Mekanisme kerjanya tentulah berbeda-beda sesuai jenis obat dan jenis penyakit. Namun, secara umum, demikianlah…

Mari kita bahas soal obat dan reseptor! Hee…Obat berikatan dengan reseptor itu adalah sebuah kesesuaian. Ia hanya akan berikatan dengan reseptor yang pas saja. Ibarat kunci dan gemboknya. Lock and key bahaso awaknyeh. (haaa??? Bahaso awak? Hee…). Gembok baru bisa kebuka kalo dengan kunci yang sesuai kan yah?

Nah…nah…, begitu pula halnya dengan cinta. (hahay, si Fathel ngomongin cinta?? Hmm….tapi kan cinta terbagi “seven”. Gak hanya “cinta” yang itu tuh saja. Hehe). Yaaph, cinta itu seperti obat dan reseptor! Cinta itu adalah “kesesuaian ruh” antara sang pencinta. Betul tak? Ini kata Ibn Qoyyim loh. Kalo kata orang kimianya, ada “chemistery” antara si pencinta dengan yang dicintanya.

Cinta itu, laiknya antara reseptor dan obat, antara gembok dan kunci, adalah kesesuaian. Kesesuaian itu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa! Sebab cinta pun adalah alam yang memberikan keluasan. Memberikan energy. Memberikan power bahkan meloncati logika dan akal sehat manusia. Bahkan sesuatu yang sama sekali tak ada dibenak para manusia, tapi dengan cinta, ajaib!, semuanya menjadi terlakoni. Ia menjadi kekuatan yang mendorong. Subhanallah…, begitu hebatnya cinta. (Kadang-kadang, aku malah berpikir apakah cinta itu jika di-kimia-kan adalah gabungan dari serotonin, adrenalin, dopamine, norepinefrin, feniletilamin, haaah..apa lagi yaah? Hee… Abiiiis, semua efek yang dihasilkan oleh zat-zat di atas juga akan dihasilkan oleh cinta. Hayuuu, ada yang mau menelitinya? Hee…)

Tapi, bagaimanakah menghadirkan cinta?
Ah, cinta tentulah tak bisa dipaksa. Karena ini soal rasa! Kalaulah menyangkut soal rasa, maka susyeeeeeeh. Jika ada kesusuaian ruh, maka barulah ada cinta. Aku ngerasain sekali dah. Aku tuh bisanya “gombal”, bisanya say “luph U….luph U” yaah…sama akhwat tertentu jugah. Ga semuanya.
(Heee…, koq jadi ngaur yah ini tulisan? Tapi, ah biarlah!)



Ahh, ndak ngerti aku cara upload photonya yang sekarang jadi riweh begituuwhh!! huhu

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked