Izzatul Islam Kita

Suatu hari, aku dan temenku lagi nyarap di kantin depan CMU. Kita asyik ngobrolin soal clinical clerkship dan banding-bandingin antar universitas. Tak dinyana, ternyata bapak di depan kami ikut menyimak isi obrolan kami. Bapak tersebut ternyata juga adalah orang kesehatan (yaa, segenap instrumen kesehatan dah! Mau dia dokter, perawat, dentisien, nutrisien, atau farmasis, yang penting masih dalam satu rumpun kesehatan). Dari wajahnya, sudah cukup menjelaskan bahwa si bapak adalah orang Indonesia bagian timur (hemm.... Indonesia kaya yaahh? Punya berbagai ragam macam suku budaya dan keturunan yang masing-masingnya memiliki identitas tersendiri. Jadi, dengan melihat saja kita sudah dapat menebak, dari suku bangsa manakah seseorang. Iya tak sih? Hehe). Ternyata benar. Si bapak adalah orang perbatasan. Perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Wal hasil, kami bertiga jadi ngobrol-ngobrol deh.

Dari sekian panjang obrolan, satu hal bagiku sangat berkesan adalah kalimat beliau yang kira-kira begini,
"Dari sekian banyak orang-orang di jajaran struktural bidang kesehatan di sana, saya satu-satunya Muslim. Tak ada selain saya yang muslim yang menduduki jabatan penting di sana. Tapi satu hal yang menjadi prinsip saya adalah, SAYA MENUNJUKKAN YANG TERBAIK, KARENA SAYA SEORANG MUSLIM! Jika kita menjadi yang terbaik, niscaya tak ada orang yang bisa merendahkan kita. Karena saya seorang muslim!"


Allahuakbar!
Mendengar pernyataan beliau, hatiku aku benar-benar tergetar. Sungguh!
Ya, sungguh si bapak adalah salah satu prototype orang-orang yang bangga dengan izzatul islamnya, di saat mungkin ada banyak orang yang malu dan merasa terhina dengan keislamannya apalagi di daerah minoritas.

Jadi teringat kisah siroh, bahwa sepanjang kehidupan Rasulullaah, satu yang terus beliau pertahankan dan senantiasa junjung tinggi, yaitu IZZATUL ISLAM! Dan begitulah makna Ilah yang sesungguhnya, bahwa kita, akan senantiasa membela, bahkan mempertaruhkan hidup kita, harta, jabatan dan materi demi tegaknya izzatul islam. Karena begitulah makna ilah yang sesungguhnya, sekali lagi. Ketika tiada yang lebih kita agungkan selagi agama-Nya, dan merasa benci dengan segenap kebencian ketika ada yang mencoba menistakan diin ini.

Kemarin, sempat beredar kabar, ada yang melecehkan Rasulullaah lewat film yang mereka garap. Lantas, di mana kita? Ya, kita tak boleh tinggal diam. Sebentuk apapun itu, kita mesti menyerukan ketidaksetujuan kita atas penistaan mereka terhadap Rasulullaah dan Izzatul Islam. Smoga Allah melaknat orang-orang yang menistakan Rasulullaah...

aksi menolak pelecehan terhadap Rasulullah di depan kedubes AS, Jakarta, September 2012

aksi menolak pelecehan terhadap Rasulullah di depan kedubes AS, Jakarta, September 2012

Ah sahabat, mari kita serukan bahwa "KITA BANGGA MENJADI SEORANG MUSLIM, Karena Allah sudah begitu jelas mengatakan "Kuntum khaira Ummah", Kamulah sebaik-baik umat."
Allah saja sudah mempercayai kita, lantas apakah ada alasan bagi kita untuk merasa rendah dengan keislaman kita? Adakah alasan bagi kita untuk tidak menjunjung tinggi IZZATUL ISLAM?

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked