Ya begitulah.
Setiap pilihan, pasti punya konsekuensi.
Dan, menjalani setiap konsekuensi atas pilihan itu adalah juga pilihan terbaik.
Kadang, ingin menyesal rasanya. Mengapa begini. Mengapa tak begitu.
Tapi, sekali lagi, Allah pasti punya rahasia atas ketetapan-Nya....
Meski segala kemungkinan itu masih jauh, tapi entah kenapa aku selalu bersedih atas potret yang belumlah menjadi nyata itu. Padahal, tak semestinya begitu, karena ketetapan-Nya yang indah kadang justru datang dari tempat yang tak terduga.
Ya, mungkin kembalinya aku adalah lebih baik...
Sama seperti tekadku untuk membaktikan diri pada dua sosok mulia yang telah membesarkanku dengan segala kepayahannya. Meski itu mungkin akan mengorbankan banyak hal. Apakah itu obsesi. Apakah itu segenap cita-cita. Tapi biarlah. Toh, ranah tumbuh dan berkembangnya potensi bukan hanya milik kota-kota besar. Bukan hanya milik orang-orang yang sempat mengenyam pendidikan di berbagai universitas berkelas. Bahkan bukan hanya milik orang-orang yang duduk di posisi yang diimpikannya beserta banyak orang lainnya. Toh, di tanah kecil, bahkan penuh kekurangan sekali pun, bisa saja jadi lahan subur sebuah potensi. Setidaknya, ini yang menggembirakan dan menguatkanku.
Di sisi lain, ada sekelompok orang yang mengatakan tak perlu memperumit masalah. Bahwa suatu saat, memang ada masanya untuk mengembara. Oleh sebab lahan potensi itu tadi. Tapi, bagiku ini jadi dilema besar. Masih lama mungkin. Tapi, begitu cepatnya detik berlalu akan memangkas sang waktu. Tak berasa, tibalah pada pilihan yang sulit itu. Amat sangat sulit!
Tapi, usahlah pandangi sutu masalah dengan muka berkerut, dengan wajah kusut. Pasti, akan ada penyelesaiannya. Allah sudah janjikan itu. Meski, mungkin akan mengorbankan beberapa hal. Tapi, semoga pilihan penuh konsekuensi itu adalah benar-benar yang terbaik. Semoga... Karena Allah pasti tak sia-sia terhadap makhluk-Nya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked