Fiiuufff... hari ini cape sekali rasanya. Tak hanya lelah fisik, tapi juga letih jiwa. Hehe... STOOOOP, jangan gampang mengeluuuuh! Heuu.... Well, untuk kesekian kalinya, aku hanya ingin memuarakan rasa. Bukan hendak mengeluh insya Allah.
Di saat long weekend dimana ini adalah hari raya dan hari bergembira, di mana mungkin ada puluhan bahkan ribuan rumah di seberang sana yang sedang asik berkutat dengan rendang, kalio, soup, aku harus berangkat ke rumah sakit, demi.... ya demii si demi. Hee... Dii ruang pediatric intensive care unit itu, juga membersamai kami sosok malaikat izrail yang tentu tak satu orangpun dapat mendeteksinya, hatta monitor-monitor canggih di ruangan itu sekalipun. Ia datang menjemput satu nyawa. Bradikardia. Hipotensive berat. Hingga kemudian, setelah upaya seoptimal mungkin dilakukan, pacu jantung, dobutamin-dopamin, adrenalin, tapi tetap Dia-lah pemiliknya. Ia akan mengambil apa yang menjadi Milik-Nya. Tangisan pilu menyayat hati. Tak terasa, aku ikut meneteskan air mata demi melihatan tangisan sang ibundanya. Putri satu-satunya kini telah dijemput Allah. Ya, Allah, pasti ibu itu sedih sekali. Tiga hari lalu, aku masih melihat senyum sumringah si ibu ketika menyaksikan anaknya sudah compus mentis (kesadaran baik). Tapi, jantungnya tak lagi mampu memompakan darah. Gadis kecil itu... kini telah berpulang. Kembali aku diingatkan pada sesuatu yang juga PASTI akan aku alami, di mana aku tak tahu kapan dan di mana, dalam keadaan yang bagaimana.
Well, soal kasus yang tadi aku tongkorongin (heee.... ko tongkrongin yah? ya iyalah, 4 jam aku pelototin terus itu kasus, masih ndak kelar-kelar, bahkan belum 25 % nya). Kasus yang sedang aku bahas juga kasus berat. Aku sendiri sebenarnya juga hampir menyerah. Apalagi mereka ya, yang langsung bertanggung jawab atas pasien itu? Aku cuma bahas obat-obatnya saja, tapi tetap saja dituntut untuk mengerti fisologisnya lalu patofisiologisnya dalam hal merekomendasikan suatu terapi. Nah, ini yang kemudian terasa berat. Presentasinya insya Allah hari senin besok. Sementara aku masih galau dengan kasus ini. Kalo 25 % nya masih belum, lalu, sanggupkah aku mengejar hingga 75 % lagi? Masa hari Ahad aku harus masuk juga? Kan ahad jadwalnya udah full. Fiiuuufftt....
Kasus itu adalah tentang pasien sindrome nefrotik yang resisten steroid. Udah gituuh, komplikasi esefalopati hipertensi, ensefalopati sepsis, suspect SOL, dorsum pedis sinistra, diare akut, kejang demam, sepsis, Infeksi saluran kemih, krisis hipertensi, infark di thalamus bilateral dan ganglia basalis, tonsilitis faringitis akut, pneumonia, hemiparese dextra, dan masih ada daftar masalah lain lagi. Ada yang berminat membantuku memecahkannya? Hehe.... Yap, insya Allah pengobatannya sudah individualize banget, udah gituuh dosisnya dihitungin sedemikian rupa, dan cukup banyak juga re-packing obat. Artinya, memang bener-bener individualize dan unit dose lagi.
Okeehh. Aku siap-siap mau bahas dulu yaah, takut ndak keburu. Mudah-mudahan kasusnya bisa segera terpecahkan (ehh...terpecahkan? kasus detektive kaliiii, hehehe), maksudku terselesaikan.
Ngomong-ngomong soal pediatri (secaraa aku memang seneeeng banget sama bocah alias pediatri, hehe), sebenernya ada banyaaaaaaaaaaak yang pengin aku ceritain. Tapi, aku ndak keburu niiih. Laporan more priritas, so, ngerjain laporan dulu, baru boleh nge-blog. Hehe... Intinya dari cerita itu adalah.... eheehe..ntar ajaahh insya Allah. Kalo sempat insya Allah aku tulisin.... Soalnya setelah case ini akan ada case baru lagi. Yahh, fightiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.... \\(^o^)//
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked