Senandung Rindu

SEnandung Rindu



Di dalam kegelapan,
Kumencari cahaya-Mu yang hilang sirna tak bersisa…
Semakin kuterlena,
Semakin terbawa arah hina dan ternoda…

Kurindukan sinar suci-Mu yang mulia
Dan kuharapkan belai kasih-Mu
Agar musnah semua keangkuhan diriku
Dan kulepaskan dari sifatku…

Semakin kuterlena,
Semakin kuterbawa arah hina dan ternoda

Kurindukan sinar suci-Mu yang mulia,
Dan kuharapkan belai kasih-Mu
Agar musnah semua, keangkuhan diriku
Dan kulepaskan dari sifatku…
_____________________


Ini adalah nasyid pertama yang membuatku begitu tersentuh…
Ya, Senandung Rindu
Bahkan aku tidak tahu, milik grup nasyid apakah ini?
Telah berlalu 8 tahun…
Dahulu, ketika aku tertatih-tatih mencari jati diri,
Ketika aku dibalut dangkalnya persepsi dunia remaja penuh warna…
Dan sudah 8 tahun berlalu semenjak itu… Semenjak masa-masa SMA yang penuh warna itu…
Ketika aku dihadapkan pada transisi yang penuh ke-fluktuatif-an…
Hari ini, kembali kuterkenang…dengan masa-masa di mana persepsiku mulai berubah tentang din-ku sendiri…
Ketika aku mulai mencoba memaknai hidup lebih dari sekedar euphoria dunia ke-remaja-an kala itu…
Ya, ketika aku merasakan indahnya, indahnya dan sungguh betapa indahnya dunia melintasi apa yang para remaja pikirkan…
Inilah masa transisi paling indah semasa hidupku…


Hari ini,
Kadang aku berpikir, aku di 8 tahun lalu, justru lebih baik dari pada aku hari ini…
Mengalami kemunduran kah?
Na’udzubillaah…
Tapi, yang kurasa, betapa fluktuatifnya hidup…
Bahwa, ia seperti roller coaster yang jika kita tak kuat-kuat bertahan, pasti akan mabuk…

Hari ini,
Aku merasakan, betapa sesungguhnya istiqomah itu lebih sulit…
Ya, sulit…
Tapi, sungguh aku ingin bertahan…
Aku ingin bertahan, Ya Allah…
Aku tak ingin tergelincir, aku tak ingin gamang menapaki hidup,
Karena hidup ini hanyalah sebentar…
Hanya sebentar saja…
Akan ada hari keabadian setelah sesuatu yang memutus segala ke-dunia-an…
Aku tak ingin tergelincir,
Aku masih ingin berada di jalan-Nya…
Aku masih ingin di sini…

Hari ini,
Senandung rinduku pada-Mu, Allah-ku…
Ya Allah, kumohonkan…tetapkan aku pada koridor-Mu saja ya Rabb,
Karena tiada kekuatan melainkan hanya milik-Mu saja…
Hanya pada-Mu saja Allah-ku, kulabuhkan segalanya…

Related Posts:

  • Berterima Kasih pada Kegetiran Ini dalam rangka menyemangati diri...^o^ Hmm…meloncati pagar setinggi dua meter?! Sungguh, hampir saja ia adalah sesuatu yang begitu aburb! Begitu … Read More
  • Mengisi Bahan Bakar Energi mencoba menggapai mimpi Jika mengenang kebodohan di masa lalu, sungguh aku ingin tertawa. Iya. Menertawakan banyak dari kebodohan-kebodohanku itu. … Read More
  • Fatamorgana Fatamorgana Terkadang (atau sering kali) sesuatu itu seperti fatamorgana. Terlihat indah. Untuk melukiskan idealism yang kita punya. Terlihat indah… Read More
  • Happiness-Sadness Windows happy n sad Jika tanpa rintangan, hidup ini begitu monoton dan sangat tak menarik. Meski berada di zona nyaman itu menyenangkan, tapi, kita akan me… Read More
  • Serumpun Rerumputan rumput di tengah kolam Suatu hari, setelah sekian lama tak ‘bersemedi’ (heuu…koq bersemedi yah?) di kolam tercinta, aku putuskan mengelilingi kolam… Read More

4 comments:

  1. nice post,
    awalnya saya mmengira itu puisinya Fathel
    *ketauan ga sering dengar nasyid saat sma :D

    ReplyDelete
  2. ehehehehe.....^^

    hanya mengenang masa2 awal hijrah dulunya....

    ReplyDelete
  3. assalamu'laikum,
    salam kenal kak,,

    waa...sama kak...itu juga nasyid pertama yg meninggalkan kesan di hati saya kak, apalagi irama ny yg aduhai fluktuatif :D

    nice post
    tampilan dan isinya sama bagusnya...
    more over, nice blog!!!

    ReplyDelete
  4. wa'alaykumussalaam, salam kenal juga dek...^^


    trima kasih yaahh....

    ^^

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked