colorful [pict by umm Aafiya] |
"Udah tau belum, mba X mau final exit lho..."
"Hah??? Seriuuus??"
colorful [pict by umm Aafiya] |
special giftfrom someone special |
Organizer bag dan bagian-bagiannya |
Simple Tote Bag dan Simple Mini Tote Bag by Umm Aafiya |
Judulnya rada-rada alay yes? Hehehe.. Baiklah.. Mari bercerita yang ringan-ringan saja. :)
Sebelum 3 postingan di bulan Mei 2016 ini, kapan terakhir kalinya aku ngeblog? Sepertinya Februari! Ya salaam... ini rekor banget yaak 2 bulan tanpa postingan. Ckckck....
Baiklah sedikit excuse, emak Aafiya lagi rada nausea, lagi ngadepin masa-masa ikhtibar (ujian) di sekolah (mustawa tsani ternyata lebih beraaat), pulang sekolah biasanya tepaarr, lagi soksok sibuk (padahal enggak). Daan banyak macam excuse lainnya.. hihi.. Manusia memang sering kali melakukan pembelaan diri yaak.. wkwkwkwk...
Sebenarnya banyaaak sekalii yang mau diceritakan di blog. Tapi, lagi-lagi cuma mengendap di pikiran untuk kemudian menguap entah ke mana... Naah, sekarang alhamdulillah ikhtibar nihai (ujian akhir semester) telah berlalu daaan semoga naik kelaas.. aamiin.. Ga bisa ikutan summer class juga karena ga ada kelas untuk mustawa tsalist (waah.. PD nih bakalan di level 3... In shaa Allah najahtu wa intiqaltu ilal mustawa tsalist :D). Oleh sebab itu ga boleh lagi ada excuse yaak Fatheeel... :P
(Kalo dulu mah masa2 tesis masa2 nya ngeblog.. hihi...).
Baiklah... Mari bersemangat lagii ngeblognya...
Daaan in shaa Allah sebentar lagi Ramadhan. Allahumma balighna Ramadhaan...
Semangat berbenah! Semangat menyiapkan yang terbaik! Semangaaaaatt!!!
Duluu semasa masih belum ke Riyadh, dalam pikiranku, candit-candit (memoto orang lain tanpa sepengetahuan dan ijin yang bersangkutan) adalah hal yang biasa. Toh, juga tidak ada undang-undang yang mengatur akan hal itu.
Nah sekitar 4 bulan di Riyadh, suatu ketika aku candit pemandangan menarik di depanku. Beberapa wanita merokok di toilet (sepertinya bukan warga asli) dan aku candit mereka. Pas kuceritakan kejadian itu ke suami, suamiku bilang "Waah jangaaan! Bahaya!"
"Memangnya kenapa, Yang?"
"Di sini candit termasuk tindakan kriminal jika ketahuan yang bersangkutan. Apabila yang bersangkutan tidak merelakan untuk difoto, kota bisa dilaporkan dan kita bisa diseret ke penjara."
"Hiyyy... syereeem..."
Sejak itu aku tak berani lagi candit-candit siapapun. Mereka, sangat melindungi para wanita arab (meski pun mengenakan cadar) untuk tidak difoto. Suatu ketika kami di taman, berniat semacam foto keluarga. Kemudian didatangi security dan mereka melarang kami berfoto keluarga lantaran khawatir malah memoto wanita-wanita di taman. Hehe.. Dengan sedikit permohonan dan meyakinkan bahwa hanya foto keluarga, akhirnya diijinkan juga berfoto. Hihihi..
Hari ini ada kejadian unik. Di sebuah mall di kota Riyadh, kami sedang menunggu pesanan es krim. Karena agak lama, akhirnya aku dan Aafiya duduk di bangku yang disediakan di sana yang jaraknya sekitar 10 meter dari outlet es krim. Ternyata suami lagi candit-candit kami. Tetiba, security menegur Abu Aafiya dan berkata, "Dilarang memfoto wanita arab." Pakek bahasa arab tentunya. "Dia istri saya." Jawab suami. Aku kaget juga kenapa security menegur Abu Aafiya. Pas si bapak security melihat ke arahku, aku juga spontan bilang "Dia suamiku." Setelah mengetahui kami adalah satu keluarga, si bapak pun mempersilahkan untuk melanjutkan candit-canditnya. Hihi...
Aku dikira wanita arab utk pertama kalinya. Biasanya suka dikira pembantu. Xixixixixi... LOL
Daan aku jg baru tau kalo ada seseorang yang lagi candit setelah mendengar teguran si bapak security. Sayang belum liat potonya. Hehe...
Naaah, pas di food court ada seorang anak yang kayaknya interest sama Aafiya. Dia lantas meminta ijin untuk memfoto Aafiya tapi Abu Aafiya tidak mengijinkan. Heuheu... Ya, begitulah.. kalau mau memfoto seseorang HARUS ATAS IJIN yang bersangkutan jika tidak ingin diperkarakan.
Setidaknya aku jadi belajar banyak. Untuk tidak meng-candit-candit orang sembarangan. :)
*Udah lama nda nuliis...
*Yuk nge blog lagii
*Semangaaattt
Salah satu chapter yang menarik menurutku adalah tentang Sukhriyah ini. Ceritanya sederhana, tapi sarat makna. Alkisah, di sebuah hayy (district) tinggallah 3 orang anak yang pemalas, dan kerjanya suka mencela dan membully orang. Suatu ketika, seorang anak namanya Hassan sedang menuju ke masjid. Pakaiannya yang dikenakannya sudah robek karena ia fakir dan dia membawa beberapa buku. Ketika memasuki halaman mesjid, 3 anak tersebut membully nya, menarik bajunya, merebut bukunya dan kemudian menertawakannya. Hassan masuk ke masjid dengan menangis.
Kejadian itu rupanya dilihat oleh syaikh imam masjid dan beliau langsung menghampiri ketiga anak tersebut. "Kalian kenapa mengolok-olok Hassan?"
"Kami?? Gak ada koq syaikh.." eh ketiga anak ini malah bohong. Tapi sayangnya, mereka udah ketangkap basah sama Syaikh imam sehingga tak bisa mengelak lagi.
Lalu syaikh berkata dengan baik, "Apakah kalian tidak mengetahui kalau Sukhriyah (mencela mengolok dan membully) itu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Syaikh membacakan surat Al Hujurat: 11
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ ...)
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok..." (Qs Al Hujurat: 11)
Kemudian Syaikh menceritakan tentang Kisah Betis Ibn Mas'ud. Suatu ketika ibnu mas'ud memanjat pohon kurma, sehingga tersingkap jubahnya (tsaub) dan terlihatlah betis beliau yang kurus. Para sahabat menertawakan beliau. Lalu Rasulullah menegur sahabat dan bersabda "Mengapa kalian tertawa? Terhadap kaki hamba Allah yang timbangannya di hari akhir jauh lebih berat dari gunung uhud?"
Syaikh lalu berkata, "kalian hari ini mengolok-olok Hassan. Sementara ia adalah anak yang paling rajin di Hayy ini. Pagi dia belajar, siang dia membantu orang tuanya, dan dia juga menghafal Al Qur'an dan Hadits di masjid ini."
Akhirnya ketiga anak itu meminta maaf pada Hassan dan Hassan pun memaafkan.
Banyak hikmah dari kisah ini. Di jaman serba sosmed ini, orang dengan mudahnya membully dan mengolok cukup dengan memainkan jempol. Fenomena membully, mengolok, mencela seseorang atau sekelompok orang tampak sepertinya sudah biasa dilihat dan dibaca di laman sosial media. Seolah itu biasa saja. Bahkan ada yang dengan mudahnya mencela para ulama dengan kefakihannya, padahal si pencela sendiri entah seberapa ilmunya dibanding para ulama. Ada kebaikan mencuat kepermukaan, tetaap saja ada celah untuk dicela. Padahal... boleh jadi, boleh jadi yang dicela jauh lebih baik dari yang mencela.
Semoga kita lebih bijak dalam berkomentar terhadap sesuatu, dalam membagikan sesuatu, dalam pembelaan terhadap seseorang atau sekelompok orang jangan sampai etrjatuh pada kategori sukhriyah. Bukan untuk membungkam kita ketika mengkritisi sesuatu, melainkan menjadi rambu-rambu agar jangan sampai jatuhnya pada mencela.
#Menasihati Diri SendiriTerutama
#Maafkan Jika Pernah Sengaja Atau Tidak Mengolok/Mencela
#Yuk Lebih Bijak ber-SosMed, baik dalam men-share, santun dalam berkomentar
#No Sukhriyah
#Saling Mengingatkan
#Selamat Ujian Nihayah ^_^